Mohon tunggu...
Faiz Nur
Faiz Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar, tetap pelajar, dan selalu belajar

Mahasiswa, tertarik menulis (sastra dan ilmiah) dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Izinkan Aku Berlama-lama dalam Sujudku

17 November 2017   01:03 Diperbarui: 17 November 2017   01:08 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adzan subuh berkumandang, bersahutan dengan alarm yang sengaja kuatur untuk membangunkanku sholat subuh. Dengan ngantuk yang masih merayuku kembali tidur, kupaksakan diri menuju kamar mandi mengambil air wudhu kemudian berganti pakaian dan bergegas ke masjid untuk berjamaah subuh.

Jarak masjid lumayan jauh dari rumahku, tapi jalan kaki lebih kusukai daripada naik motor, sekalian jalan pagi, toh jamaah di masjid juga selalu menungguku. Usiaku memang masih muda, tapi sebagai satu-satunya sarjana pendidikan agama islam di desa ini, aku  telah dipercaya untuk menjadi imam sholat subuh di masjid desa, jadi jamaah pasti menungguku.

Dengan memakai jubbah, imamah, sorban, dan terompah, kususuri jalan desa yang masih sepi. Hanya ada beberapa orang sedang menuju masjid. Langit mulai beranjak cerah, menunjukan wakru subuh telah habis setengah, Jalan kupercepat agar sampai lebih cepat di masjid. Mendekati masjid perhatianku tertuju pada tukang becak yang sedang bersantai di bangku penumpang seperti tak ingin menjalankan sholat.

Begitu aku sampai di masjid, iqomah dikumandangkan dan jamaah subuh dilaksanakan. Setehal dzikir aku langsung keluar menuju serambi masjid, kuperhatikan tukang becak tadi masih tetap diposisi seperti tadi, malah terlihat lebih santai, sambil duduk di serambi mataku terus mengawasinya hingga waktu subuh habis, sampai waktu dhuha datang, aku yakin pasti dia tidak sholat subuh. sebagai seorang yang ilmu agamanya dianggap tinggi di desa ini, muncul dorongan untuk menasehatinya.

Aku datang dengan penuh semangat, mendekat kemudian memulai percakapan

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Jawabnya agak kaget, dan langsung kumulai tujuanku,

"pak, sebagai seorang muslim sholat subuh adalah sebuah kewajiban, dan meninggalkannya adalah dosa besar, apalagi hanya untuk sebuah pekerjaan. Kan di sebelah ada masjid, sebaiknya sholat dulu baru kemudian bekerja dimulai"

Dia hanya diam memandangiku berbicara kepadanya, setelah aku selesai barulah sambil tetap duduk dia menjawab,

"atas dasar apa ustadz menuduh saya meninggalkan sholat subuh, apa semua ibadah yang saya lahkuka harus ustadz ketahui, ibadahku utuk Allah, bukan untuk manusia apalagi untuk dipulbiukasikan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun