Mohon tunggu...
faiz mizu
faiz mizu Mohon Tunggu... -

Aku adalah orang biasa yang dilahirkan di sebuah desa terpencil di Bangkalan, sampai lulus SMA masih ada di desa. Kemudian beberapa bulan pindah ke rumah yang di Surabaya. Setelah itu 3 tahun kerja sambil kuliah di Denpasar. Dan sekarang kerja di Denpasar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seharusnya Bersyukur

25 Januari 2010   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebanyakan dari kita lebih mudah menemukan alasan untuk mengeluh daripada mencari alibi untuk mengungkapkan rasa syukur. Tidak perlu contoh besar, contoh kecil aja bisa dipakai sebagai bukti. Setiap hari tiap pagi jam 05.00 waktu Denpasar, handphoneku pasti berbunyi. Bukan berbunyi karena di-misscall yayank-ku, bukan juga berbunyi karena baterainya low, tapi berbunyi karena alarmnya sengaja aku set jam segitu. Aku set jam 05.00 WITA tersebut agar aku segera bangun untuk shalat subuh, meskipun waktu subuhnya sendiri jam 5 lewat.

Dan tiap aku mendengar alarm ini berbunyi biasanya aku mengeluh, "mengganggu tidur aja", lagi enak-enaknya tidur diganggu, begitu pikirku. Gimana gak merasa terganggu wong tidurnya aja tiap hari lewat jam 00.00 wita dan harus bangun jam 05.00 wita, 5 jam tidur kan terasa kurang kalau tidur malam. Tapi sekarang aku sadar kalau sebenarnya aku tidak perlu mengeluh, aku tuch seharusnya wajib bersyukur. Karena dengan adanya bunyi alarm yang 'mengganggu' tidur tersebut, berarti aku masih bisa mendengar, dan yang terpenting adalah aku masih bisa terbangun, masih hidup dan bisa sadar kembali setelah beberapa jam tidak sadar karena tidur. Ternyata mengeluh itu lebih mudah daripada bersyukur. Tapi tidak semua yang bertitel 'lebih mudah' adalah yang harus dipilih. Intinya dibalik sesuatu yang kita keluhkan, ternyata ada sesuatu pula yang wajib kita syukuri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun