Mohon tunggu...
Faiza Wasila
Faiza Wasila Mohon Tunggu... pelajar -

ceria

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gemelut Rindu pada Ibu

21 November 2017   22:46 Diperbarui: 21 November 2017   23:08 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar Ketujuh di bulan Juni kala itu, menyelimuti kerisauan hatimu wahai ibu

Apakah dapat kupastikan terlahirnya diriku ke dunia akan mampu menghapus air mata

Ibu...Kau pertaruhkan nyawamu demi nyawa ku

Zam-zam cinta selalu kau curahkan agar jiwaku tak kering akan kasih sayang mu, ibu

Akupun sadar terlahirnya diriku ke dunia hanya membawa sakit dan derita yang menyayat hati mu, ibu

Tapi aku berikrar untuk menyibak gemerlap dunia untuk mencari kebahagiaan untuk mu, ibu

Untuk ku persebahkan demi menciptakan keceriaan bagi mu, karena dimatamu adalah apa yang aku risaukan

Layaknya siluet yang setia menemani terbenamnya senja di ufuk Timur

Waktu terus bergulir, hingga aku terlupa akan janji yang telah ku ikrarkan dahulu

Apalah dayaku yang tidak mampu melukis senyum di bibir mu, ibu

Sungguh durhakanya diriku, sungguh terkutuknya anak mu ini ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun