-Jingga-
oleh: Eka Praja.
Pukul 05.10 PM Bandara Internasional Haneda, Jepang.
Apa yang sekiranya terlintas di dalam pikiran saat sedang menatap secangkir kopi robusta mahal di cafe eksklusif bandara? Harga? Rasa? Warna? Foto untuk hias dan ria di linimasa? Ya. Apapun. Apapun bisa berpeluang dipetik sebagai tujuan. Namun jarang yang sepertiku.
Di atas permukaan kopi gelap itu, yang kutemukan adalah reka kejadian gila saat mendapati tempat tidur digelungi sepasang jalang amoral. Yang mana pemain prianya merupakan suamiku.
 Kupikir kewarasan ini ikut lesap bersama lemparan passport di permukaan koper. Namun menyadari akhirnya aku tiba di sini dengan aman, selamat dan masih bisa mengagumi semburat keemasan langit dari dinding kaca bandara---menandakan seorang Lillya Gunadharwan masih sehat.
BRUK!
"My God! Are you okay? I am sorry I---"
Aku mendesis. Rerasanya semesta  mulai menjadikan hidupku opera sabun murahan. Seorang pria awal kepala tiga menabrak dengan keras dari arah belakang. Tak ayal aku tersungkur bersama beberapa barang bawaan yang ikut lungsur. Orang ini langsung berjongkok. Membantu membereskan kekacauan seperti yang seharusnya.
Aku tidak punya minat menatap muka manusia ceroboh yang bikin soreku tambah durjana. Setidaknya, sampai ia bicara dalam bahasa.
"Kamu orang Indonesia juga?"