Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Monumen Hidup

9 Juli 2019   07:52 Diperbarui: 9 Juli 2019   07:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nama Perguruan  MA 1916 Terpampang di atas Gedung (Dokpri)

Perguruan Mathlaul Anwar Pusat Menes

Monumen Hidup

Monumen adalah bangunan atau tempat yg mempunyai nilai sejarah penting.

Untuk sekup lokal dan sebagai produk asli Banten ada 2 ormas yg konsern dalam dunia pendidikan. Al Khaeriyah di Banten utara dan Mathlaul Anwar di Banten selatan.

Terkhusus pasca kebijakan politik etis (medio 1900-an) yg disetujui Ratu Wilhelmina, Menes memang memiliki nilai histori yg amat dalam jika kita mencari perkembangan pendidikan di Banten, utamanya Banten selatan (terkait ini bisa baca artikel sy di kompasiana dgn judul; catatan tentang menes, sentra pendidikan di Pandeglang) bahkan Snouck Hurgronje (seorang orientalis kebangsaan Belanda) pernah bermukim di Menes untuk mempelari pendidikan Islam disini.

Bangunan Perguruan MA Pusat Menes (Dokpri)
Bangunan Perguruan MA Pusat Menes (Dokpri)
Bangunan ini (Perguruan Mathlaul Anwar Menes) adalah tonggak perkembangan pendidikan di Banten.

Dari sini lah kelak para santri yang menuntut ilmu tersebut, ketika rampung masa studi--pulang ke domisili asal atau diberi tugas mensyiarkan--lalu memperlebar sayap dakwah Mathlaul Anwar ke pelosok-pelosok Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Untuk pelosok-pelosok Pandeglang dan Lebak saja ada ribuan madrasah dr semua tingkatan berdiri, belum untuk pelosok Lampung, Sumsel, Kalimantan, Sulawesi, Jabar, Maluku, dan se antero bumi pertiwi mereka yg memperlebar sayap dakwah via pendidikan diberi tantangan agar mencerdaskan kehidupan desa, membentuk karakter anak desa lewat pendidikan.

Bangunan ini adalah monumen hidup bagi perjuangan pejuang pendidikan. Turut berkontribusi utk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi fundamen bagi kemajuan negara, mencipta generasi yg mencerminkan dan mengimplementasikan nilai-nilai agama.

Ia menjadi living monument, akan terus eksis, dan ia senantiasa mencerahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun