Mohon tunggu...
Fais Fikrotul zahiroh
Fais Fikrotul zahiroh Mohon Tunggu... Administrasi - College student of International class program of State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang penulis amatir yang masih belajar dan akan terus belajar. NIM : 17130096

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demi Teman, Masa Depanku ku Korbankan!

20 Maret 2019   20:14 Diperbarui: 20 Maret 2019   20:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image credit : https://www.hipwee.com/

Demi hubungan pertemanan dan kegengsian, seorang siswa salah satu SMA di Jawa Timur mengabaikan bimbingan dari guru BK di sekolah.  ia menganggap jurusan ilmu eksas adalah jurusan bergengsi di Indonesia yang menjadi favorit kebanyakan orang. Di samping itu teman-teman dekatnya sejak SMP juga banyak yang ingin masuk ke jurusan itu.

Saat kelas 10 tes bakat minat dan penjurusan ia sengaja tidak jujur dengan mengisi soal-soal yang ada dengan kecendurungan jawaban ke ilmu eksak sehingga hasil tes nya menunjukkan rekomendasi penjurusan kelas IPA dengan peminatan cenderung ke hal-hal yang berbau alam. Di awal pembelajaran ia mengalami kesulitan karena terlalu banyak perhitungan dan rumus yang perlu dipahami bukan di hafalkan. Hal itu berselang sampai dua semester. Hingga sampailah pada kenaikan kelas. Guru BK pun memanggil anak tersebut keruangan nya dan menyampaikan solusi serta rekomendasi kepada anak tersebut. Alasan pemanggilan nya adalah karena nilai-nilai mata pelajaran eksak nya tidak terlalu tinggi, pas dengan KKM. Sayangnya anak tersebut tetap dengan egonya. Tidak mengindahkan nasehat guru BK tersebut. Ia pun tetap tinggal di kelas jurusan eksak hingga lulus dengan konsekuensi nilai mata pelajaran eksak yang lagi-lagi tetap pas-pasan.

Tibalah saat kelulusan sekolah, tentunya dengan pencapaian yang biasa-biasa saja. Ia kebingunan untuk menentukan jurusan apa yang akan ia pilih di dunia perkuliahan. Ia dilemma dan menyesal karena baru menyadari kesusahan dirinya dalam mengikuti pelajaran eksak. Karena sebenarnya kecenderungannya bukan pada mata pelajara eksak tetap sosial.

Dalam kasus tersebut sebaiknya guru BK melakukan penyukuhan terlebih dahulu sebelum melakukan tes guna menjelaskan manfaat yang ada jika tes di isi sesuai apa yang ada pada diri peserta didik dan resiko-resiko yang ada jika pengisian nya di buat-buat. sehingga peseta didik dapat memperhitungkan terlebih dahulu jika ingin mengambil tindakan.

kenali dirimu sebelum terlambat, sebab penentu masa depanmu adalah dirimu sendiri bukan temanmu atau kegengsianmu

 Konsep Dasar Asesmen  dan Diagnostik

Untuk mengetahui sesuatu diperlukan suatu informasi/data yang relevan. Maka dari itu diperlukan adanya suatu asesmen dan diagnostik. Asesmen sendiri merupakan suatu  kegiatan pengukuran atau penilaian terhadap individu maupun kelompok.  Menurut Ratna  Widiastuti, Asesmen merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam konteks bimbingan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/ berlangsung.

Dalam dunia konseling di sekolah, kata asesmen berarti suatu kegiatan pengukuran atau penilaian terhadap peserta didik untuk mengetahui potensi apa yang ada pada dirinya sehingga dapat diarahkan dalam proses pengoptimalisasiannya agar tercapai tujuan yang di inginkan. 

Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan meliputi beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kompetensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh Guru BK/ Konselor sekolah. Setelah melakukan asesmen, seorang guru BK biasanya melakukan suatu diagnostik terhadap penilaian yang telah dilakukan. Diagnostik sendiri adalah penentuan jenis kelemahan dan kekuragan berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan paparan data hasil asesmen.

Asesmen merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan teliti sesuai prosedurnya dapat menyebabkan kesalahan dalam proses pengidentifikasian yang dapat merugikan peserta didik.

Tujuan Asesmen dan Diagnostik

Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya adalah untuk:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun