Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kampung Hujan Bulan Juni

13 Juli 2021   21:03 Diperbarui: 13 Juli 2021   21:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, dok/kompas.com

Kesengsarana tidak sampai disitu, berdasarkan pakar geofisika. Kondisi alam saat itu sedang di hantam hujan asam. Hal inilah membuat banyak tanaman mereka kurus kerontang kemudian mati.

Setiap hujan yang turun menyugur tanah mereka mengandung keasaman yang tinggi, membuat setiap tumbuhan tidak sanggup menyokong tengorokan mereka. Akar-akar, batang, ranting dan daun harus pasrah dengan nasib mereka yang di gerogoti asam.

Akhirnya ada seorang peneliti hujan yang kehebatannya tiada yang bisa menandinginya datang memberi secercah harapan. Dengan kehebatannya, dia bisa membela hujan menjadi beberapa bagian dengan klasifikasi unsurnya.

Sang peneliti itu meneleti hujan yang turun di setiap bulan. Butuh waktu tiga tahun lamanya batulah sang peneliti itu merampungkan penelitiannya. Sang peneliti itu menemukan ada satu hujan yang kualitasnya sangat baik di antara hujan lain.

Hujan itu adalah hujan yang turun di bulan Juni. Maka perburuan hujan bulan Juni itu di mulai. Setiap penduduk berlomba-lomba meletakan drum besar untuk menampung hujan bulan Juni yang turun itu.

Bahkan sebuah bukit yang jaraknya tiga kilo dari kampung pun mendadak jadi lautan manusia saat bulan Juni. Di bukit itu intensitas curah hujan bulan Juni diyakini lebih lebat dari pada di tempat-tempat lain.

Karena hujan bulan Juni langkah, maka hujan bulan Juni itu di kemas dengan rapi kemudian dijual bebas di toko-tokoh. Setiap orang yang tidak dapat bagian akan mencari dan membelinya sekali dipatok dengan harga yang mahal.

"Hujan bulan Juni, satu kemasan ukuran satu kilo seratus ribu rupiah."

"Mari, di jual murah hujan bulan Juni. Satu kemasan ukuran satu kilo tujuh puluh ribu."

"Hujan bulan Juni, satu kemasan ukuran tiga kilo tiga ratus ribuh."

Bagitulah teriak para penjual yang saling sahut menyahut di pasar. Disana bahkan emas dan nikel seperti tidak ada harganya. Padahal itu yang paling di cari dan diburuh manusia. Namun penderitaan seakan jadi sahabat karib mereka. Lagi-lagi, penderitaan itu menghampiri mereka. Penderitaan itu hadir menebar guyur resah, gelisa dan kepiluan disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun