Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pernyataan yang Menghentak

8 Juli 2021   19:41 Diperbarui: 8 Juli 2021   19:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, dok/Unsplash

Sembari menunggunya, aku membenamkan diri kedalam lautan maya, perlahan melumat gurihnya berita yang disajikan berbagai media sembari menungguhnya. Aku masih terus membaca, sesekali tatapan aku arahkan ke pintu depan. Sesaat, dia masih juga hampa, wujudnya belum terlihat di balik pintu. Hanya desah-desuh orang yang lali lalang. Padahal sudah puluhan berita aku lahap habis.

"Ah, mungkin ini hanya kerjaan teman-teman saja. Mereka mungkin mengelabuiku." Keraguan mulai menyusup masuk ke alam pikirku. Sedang mataku terus meraba-raba mencari sosok yang aku tunggu. Waktu menunjukan pukul 21:05 wit, dia belum juga kunjung datang. Padahal ini sudah melampaui kesepakatan kami.

"Mungkin di jalan macet, santai dia pasti datang." Pikirku positif, mencoba mengusir setiap keraguan yang datang. "Jika memang dia tidak datang, berarti dia bukan ditakdirkan utukku." Aku kembali membatin.

Ketika aku hendak mengirim sebuah pesan, sesaat bersamaan, mataku menyoroti seorang perempuan yang menggunakan gamis dan berkacamata muncul dibalik pintu. Terlihat, dia perlahan masuk dengan pandangan yang meraba-raba seperti mencari seseorang.

Aku langsung mengamatinya beberapa saat dengan saksama, sembari mengucek-ngucek mata memastikan itu Azzahra. Benar saja, dia adalah Azzahra perempuan yang aku tunggu sedari lama. Rasa bahagia langsung menyelimuti jiwaku, sesaat keraguan-keraguan itu hilang. Aku langsung tersenyum-senyum sendiri menatapnya.

Tidak menunggu, aku acungkan tangan memberi isyarat, dia langsung mengenali dan berjalan kearahku dengan senyum yang menawan. Aku seakan tidak percaya melihatnya. Perpaduan warna gamis soft grey dengan khimar pastel, ditambah kacamata bening yang menempel di bolah matanya, juga senyum yang mengambang di wajahnya itu membuat dia sungguh menawan malam itu.

Pesonanya membuat aku hanyut kedalam taman, yang keindahan tidak bisa aku uraikan dengan kata-kata. Dia cantik melebihi putri salju dalam dongeng yang ditulis Tira Ikranegara. Juga jelita mengalahkan Ken Dedes yang ada dalam legenda.

Setelah sekian tahun berpisah denganya, akhirnya aku bisa kembali bertemu denganya. Azzahra adalah seorang perempuan dengan pribadi yang santai, sikapnya santun dan memiliki senyum yang menawan. Aku mengaguminya sejak lama, saat kami sama-sama kulia strata satu di Universitas Khairun. Kami lalu berpisah, ketika dia memilih melanjutkan studi di Jerman. Sementara aku lebih memilih di Inggris.

"Jika kelak kau telah menyelesaikan studimu di Inggris, apa kau menetap dan membangun hidup disana?" Tanya dia saat di akhir studi kami buat rencana untuk lanjut.

"Aku akan balik ke Indonesia mengabdi dan menyumbangkan seluruh pemikiranku demi kemajuan bagsa kita." Jawabku kala itu.

"Lalu kamu Azzahra, apa memilih tinggal di Jerman?" Tanyaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun