Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Daerah, Sebuah Identitas yang Kian Merana

6 Juli 2021   17:45 Diperbarui: 6 Juli 2021   17:53 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, dok/fin.co.id

Karena tergerusanya bahasa ibu tidak hanya terjadi di Maluku Utara, ada beberapa daerah di Indonesia mangalami nasib yang sama. Daerah tersebut adalah Papua, Maluku, Maluku Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sesuai dengan kajian yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB)**.

Maka untuk menanggapi persoalan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, beberapa cara mencegah kepunahan bahasa daerah, yaitu:

Menerbitkan bacaan atau majalah dengan bahasa daerah setempat, Menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah, Menyelenggarakan acara-acara yang dapat melestarikan bahasa daerah, seperti karya tuklis, drama, puisi, dan lainnya. Bahasa daerah menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah dan Orangtua mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya untuk berkomunikasi keseharian*.

                                ***

Suatu malam, dalam sebuah diskusi bersama beberapa teman-teman. Saya lalu menyampaikan hasil riset sederhana saya lakukan. Perihal atensi anak-anak disana yang mulai rendah akan bahasa ibu. Juga data-data yang di keluarkan pemerintah mengenai bahasa daerah.

Diskusi kami berjalan alot dengan antusias teman-teman tentang bahasa daerah masing-masing. Ketika selesai diskusi dan hendak pulang, Dakir seorang Mahasiswa pertani datang menghampiri saya lalu berkata, "Saya masih terbata-bata mengucapkan bahasa ibu saya."

"Hah, Apa?"

Ternate, 6 Juli 2021

Sumber, *Kompas.com

              **CnnIndonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun