Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Daerah, Sebuah Identitas yang Kian Merana

6 Juli 2021   17:45 Diperbarui: 6 Juli 2021   17:53 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, dok/fin.co.id

Di Provinsi Maluku Utara, penggunaan bahasa daerah atau bahasa ibu di beberapa tempat kian menurun. Padahal bahasa daerah merupakan sebuah identitas yang masuk dalam warisan budaya. 

Marsono dalam buku Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara (2019) mengatakan, bahasa daerah merupakan warisan dari nenek moyang dan menjadi salah satu kekayaan budaya nasional*. 

Maka, jika kita tidak melestarikan dan membiarkannya begitu saja, bahasa daerah kedepannya hanya jadi saksi bisu di lembar sejarah.

                               ***

Pagi itu di beranda rumah, seorang anak usia tuju tahun sedang terbata-bata melafalkan bahasa ibu yang diajarkan oleh bapaknya. Dia seakan kesulitan ketika harus mengulangi setiap kata yang di ucapkan. Tapi, bapak itu terus menuntun anaknya yang sesekali ingin menyerah.

"Langlongi." Ujar bapaknya sembari mengengam seutas tali.

"Langlongi." Anaknya mengulangi

"Kadera." Ujar bapaknya lagi sembari mengarahkan telunjuknya ke sebuah kursi di depan mereka.

"Kadera." Anak mengulangi.

Melihat mereka saya senyum-senyum sendiri. Bagi saya, ini momen langkah yang baru saya temui. Bapak itu sepertinya tidak ingin jika bahasa ibu yang menjadi identitas mereka suatu saat hilang, tidak lagi digunakan oleh generasi kemudian.

Ingatan saya lalu mengembara jauh ke belakang. Apa yang di alami anak itu sama seperi yang saya alami dulu. Sekali beda cara, tapi sama saja. Saya diajarkan oleh kakek saya juga orang tua untuk harus mengetahui bahasa daerah. Proses pembiasaan menjadi jurus, ketika di rumah dialog yang kami gunakan menggunakan bahasa daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun