Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sunyi Itu Bercerita

12 April 2021   00:21 Diperbarui: 12 April 2021   00:26 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunyi itu bercerita
Pada waktu-waktu yang menua
Di sela rusuk hujan yang kian keropos
Dengan angin yang sarat memikul petaka

Sunyi itu bercerita
Tentang dahan-dahan matoa yang kerontang
Ranting-ranting cengkih yang resah
Memikul dedaunan yang kini lusuh wajahnya

Sunyi itu masih bercerita
Tentang maleo dan baikole yang paruh suaranya
Gerombolan rusa juga kerdil semua
Menahan lapar karena rerumputan yang tak lagi ada

Sunyi itu masih juga bercerita
Bahwa udang-udang tak lagi sembunyi di balik batu
Ikan bubara dan julung-julung tidak pandai lagi mendayung samudra
Sebab keruh menjarah, dari lumpur limbah sembarang dibuang

Dan waktu itu semakin tua
Tapi,
Sunyi itu masih tetap bercerita
Tentang Halmahera

Di punggungnya, rimbun telah di kupas
Sebentar perutnya juga akan di belah
Lalu di sobek rahimnya, dan di ambil janinnya bernama emas dan nikel itu
Untuk mereka yang kuasa

Sampai detik terakhir
Sunyi itu pun sadar pada kesunyiannya
Dari tangan-tangan yang peduli
Juga para tekad yang membela dan mengasihi

Dalam kesunyiannya sunyi itu masih juga sepih
Dari manusia pemerhati.

Mateketen, 11 April 2021

*Baikole: Burung Kipasan Kebun
 Bubara: Ikan Kuwe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun