Mohon tunggu...
Faisal Masri
Faisal Masri Mohon Tunggu... Mahasiswa - isal

Mahasiswa KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat dari Segala Bidang Bertahan saat Pandemi Covid-19

29 Juli 2021   22:44 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:54 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir satu tahun pandemik Corona menyerang seluruh dunia termasuk Indonesia. Pandemik yang kemudian melumpuhkan banyak sektor penting yang menjadi pondasi Indonesiapun mengharuskan masyarakatnya untuk bertahan. Adaptasi Kebiasaan Baru ( AKB ) , protokol kesehatan yang berusaha diterapan dengan slogan 3M ( Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan ) dan juga penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Kantoran (PPKM) ang membuat masyarakat kemudian diharuskan untuk bekerja di rumah mereka. Hal itupun belaku terhadap kegiatan persekolahan bagi seluruh pelajar di Indonesia. Kemudian hal itu meningkatkan kebutuhan masyarakat akan kuota internet sebagai salah satu fasilitas yang dibutuhkan. Namun, sektor ekonomi yang memburuk dan bahkan melumpuh akibat dari pandemik membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan kuota internet yang tentu membutuhkan biaya. Hal itupulalah yang terjadi di Desa Sayati Kabupaten Bandung.

                Pak Nandar Kusnandar S.Hut, yang merupakan kepala Desa Sayati kota Bandung mengusulkan sebuah program BUMDes yang dinamai Sayaginet. Sayaginet adalah usaha di bidang telemunikasi yang memiliki tujuan untuk membantu masyarakat di masa sulit ini yang juga merupakan program yang sejalan dengan visi dan misi Desa Sayati yang ingin menjadi desa digital dan Smart City. Sayaginet itu sendiri adalah usaha yang menghasilkan provider wifi dengan harga dan kecepatan internet yang tidak kalah saing dengan merk provider lain di Indonesia. Mereka menyediakan pemasangan gratis dan harga yang terjangkau yang diharapkan dapat membantu masyarakat di masa pandemik ini. Mengingat kebutuhan kuota internet yang meningkat namun dengan perekonomian yang masih belum membaik.

                Sebagai salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam program KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) yang diselenggarai oleh salah satu universitas di Indonesia, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis, membantu kepala desa di dalam proses pengerjaan program sayati net di salah satu divisi yang terbagi menjadi tigam yaitu: divisi administrasi, divisi teknisi dan divisi sales. Selain membantu salah satu desa dengan progra mereka penulis juga membantu salah satu UMKM Rumah Makan Mutiara Minang yang dijalankan oleh Bapak Masri Akbar. Seiring dengan perubahan kebiasaan yang terjadi akibat dari penyebaran virus Corona, terjadi dinamika yang tidak satabil akan pedapatan rumah makan ini. Sekalipun Rumah Makan Mutiara Minang ini berada di dalam komplek yang notabene kini, dipenuhi oleh pekerja-pekerja yang bekerja di rumah- Rumah Makan Minang memang betul menjadi salah satu tempat yang dicari oleh masyarakat. Namun, sekalipun pelanggan masih berdatangan tetap tidak dipungkiri bahwa harga kebutuhan pokok selalu dinamis dan tidak dapat diprediksi. Membuat pemilik kebingungan untuk mematok harga standar. Namun, didasari empati dan simpati akan pandemik Corona yang masyarakat sekitar hadapi pemilik masih tetap memberlakukan harga yang sama.

                Atas dasar itulah kemudian penulis mengusulan ide untuk membuat inovasi merk rendang kemasan. Usulan tersebut kemudian direalisasikan dengan melakukan beberapa hal yang diperlukan dalam mempromosikan produk. Mengambil sampel foto, mengemas dan kemudian mempublikasikan hingga kemudian banyak pesanan datang bahkan dari Luar Kota.

                Dalam hal mencari rezeki untuk sesuap nasi di masa sulit akan pandemi. Bapak Nandar Kusnadar dan Bapak Masri Akbar bukanlah satu-satunya yang mencoba bertahan. Salah satu masyarakat Indonesia yang merupakan seorang mahasiswa bernama Rafi Madanipun mencoba peruntangannya di bidang bisnis guna membantu orang tua dalam penurunan ekonomi yang sedang dihadapi karena pandemik. Namun, berbeda dengan Pak Nandar dan Pak Masri yang melakukan inovasi di bidang telekomunikasi dan bidang kuliner penulis membantu memberikan pemahaman dan ide-ide baru mengenai bisnis melewati zoom dan kemudian merealisasikannya bersama-sama.

                Salah satu ide bisnis yang saat ini sedang booming di kalangan Gen-Z adalah bisnis thrifting. Thriftingi itu sendiri merupakan bisnis berjualan baju-baju bekas yang masih layak pakai dengan modal awal lima puluh ribu rupiah. Dalam sistemnya penjualan ini dilakukan di suatu tempat yang masih mengikuti protokol kesehatan. Di mana pengunjung disediakan sarung tangan untuk memilih-memilih baju. Lalu di tempat penjualan disediakan alat cuci tangan dan diberikan pemberitahuan bahwa pengunjung tidak akan dilayani apabila tidak menerapkan protokol kesehatan. Lalu, setiap hari baju akan dibersihkan kembali dengan cairan disinfektan.

                Kemudian seiring berjalannya waktu skala promosi dilakukan secara online dengan membuat market place di Shopee dan melakukan promosi di sosial media lainnya sepeti Instagram dan Facebook. Jalur promosi dilakukan dengan pembuatn akun baru, foto produksi, pengeditan dan kemudian promosi yang dilakuan bertahap.

                Dari ketiga program yang penulis bantu dan ikuti secara personal, penulis mendapati kesimpulan bahwa seluruh masyarakat di berbagai bidang dan umur sama-sama tedampak akan virus Corona. Seluruhnya sama-sama mengalami kesulitan di masa pandemik ini dan sama-sama berusaha bertahan dengan segala program dan inovasi yang diharapkan tidak hanya membantu diri sendiri namun juga membantu orang lain di sekitar.Untuk itu penulis berharap di penghujung artikel ini, untuk para pembaca dan masarakat Indonesia untuk tetap menjaga kesehatan, menerapkan protokol dan bertahan sampai akhir di mana kita sama-sama melihat pandemik ini berakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun