Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tarif Parkir Melahirkan Masalah Baru

30 Agustus 2017   23:24 Diperbarui: 30 Agustus 2017   23:30 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan bertumbuhnya pembangunan disegala penjuru ibu kota, roda perekonomian juga terus berputar cepat, sama halnya dengan roda kendaraan yang melintas diajalanan. Hal ini yang memicu pertumbuhan sistem transportasi darat semakin membludak. Oke,  kalau kita mengatakan transportasi  laut dan udara masih dalam kategori bebas hambatan, dimana keduanya pasti tidak memakai yang namanya jalan tol. Namun hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan kendaraan didarat yang sebaliknya malah menimbulkan kemacetan, khususnya dikota-kota besar seperti di Jakarta dan sekitarnya.

Kemunculan kendaraan yang diproduksi dengan harga yang relatif murah, malah menimbulkan dampak yang cukup serius khususnya dijalan raya. Okelah kalau kita katakan bahwa pajak kendaraan ikut menyumbang pendapatan negara dimana dari pajak kendaraan, uangnya akan digunakan untuk membangun jalan, mungkin butuh waktu yang lama untuk membangun jalan, mulai dari mensurvei lokasi, pemetaan jalan agar mudah dijangkau, belum lagi masalah pembebasan lahan, dan masih banyak lagi hal yang dibutuhkan untuk membangun jalan dengan estimasi biaya dan waktu yang tidak sedikit. Hal ini tidak seimbang dengan kehadiran kendaraan terbaru yang ikut menghiasi jalanan ibu kota. dalam beberapa minggu setelah produk kendaraan itu keluar saja sudah banyak pembeli yang antri untuk memesan mobil terlebih kendaraan "paket hemat".

Hal yang dilakukan Pemerintahpun beragam. Mulai dari memberlakukan sistem satu arah, menyediakan busway gratis diwaktu tertentu. Namun hal ini tak kunjung mengurangi angka kemacetan di ibukota. Dan pada beberapa hari terakhir, pemerintah mulai menaikkan tarif parkir untuk kendaraan roda empat yang secara logika, sangat membantu untuk mengurai kemacetan. Namun hal ini pasti akan menghadapi masalah baru lagi dijakarta. Mengapa?, Pertumbuhan parkir liar pasti akan lahir kembali. Orang Indonesia selalu punya jalan pintas yang cukup gesit untuk menghindari tarif parkir mobil  yang naik. Hal ini akan mengundang masalah baru dalam ibu kota. banyak tanah setapak bakal dijadikan tempat penitipan mobil, alias siluman parkir oleh pemuda yang berkuasa didaerah tersebut. Bedanya tarif yang diberlakukan akan miring ketimbang tarif yang diajukan oleh pemerintah.

Masalah lagi........

Masalah lain yang akan dihadapi pemerintah adalah, banyaknya tuntutan dari para pekerja yang selama ini menggunakan mobil pribadi, pasti mereka menuntut pemerintah membenahi sistem angkutan umum yang layak, terlebih masalah kenyamanannya, maklum karena terbiasa memakai ac.

Taksi online bakalan laris manis, bahkan motor pasti menjadi pilihan yang tepat untuk berkendara melakukan kegiatan sehari hari mereka para pengguna kendaraan roda empat.

Ini tugas pemerintah yang cukup sulit dari segi aspek tarif parkir mobil karena Kendaraan milik sendiri, dibeli dengan harga yang tidak murah, membayar pajak pertahunnya, memerlukan bahan bakar yang tidak sedikit, belum lagi jasa servis setiap 5000 kilometer,  tetapi harus mengeluarkan biaya tambahan terlebih biaya parkir yang tidak sedikit jumlahnya yang diterapkan dijakarta untuk mengurangi jumlah pemakai kendaraan. Ini mungkin masa pertumbuhan ekonomi baru, Sekian.

Faisal fahmi marpaung (medan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun