Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang dan Mengenal Waktu Polikronik dan Monokronik

20 April 2017   12:05 Diperbarui: 20 April 2017   12:32 8332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep waktu Monokronik dan polikronik
Tahukah anda konsep waktu polikronik dan monokronik?

[caption caption="Dok: Pribadi Time"][/caption]

Edward T. Hall dalam bukunya “beyond culture” halaman 14, membedakan konsep waktu dengan dua bagian, yaitu waktu monokronik (M) dan waktu polikronik (P).

Polikronik ialah orang yang menganut dan memandang, kalau waktu sebagai putaran yang akan kembali lagi. Menurut saya banyak orang Indonesia pada umumnya menganut sistem waktu polikronik ini, kenapa?, Anggapan kita sehari-hari, waktu itu ialah sesuatu yang bisa kita kita perbaiki di lain kesempatan, sebagai contoh, seorang pelajar yang diberi tugas oleh gurunya, dan tugas tersebut dikumpul minggu depan, banyak diantara mereka yang akan menunda untuk mengerjakan hal itu diwaktu yang dekat, namun mereka cendrung mengerjakan hal itu ketika waktu mulai mepet, hasilnya tidak akan optimal, kita akan mengerjakan tugas itu dengan tergesa-gesa secepat kilat.

Polikronik juga cendrung dengan orang dengan tipe pemikiran yang santai,”santai aja broo” konsep waktu polikronik ini banyak kita jumpai ketika mahasiswa jalan dengan santai, berbeda ketika kita melihat mahasiswa di amerika, yang mayoritas menganut konsep monokronik, bahkan mereka menaiki skateboard, sepatu roda di areal kampus untuk mengejar jam kuliah dikarenakan mereka menghargai waktu, kalau kita sendiri, skateboard identic dengan gaya anakmuda masa kini.

Monokronik ialah orang yang percaya akan konsep waktu yang berjalan lurus dari masa silam kemasa depan dan memperlakukan waktu dengan sebaik mungkin. Penganut konsep monokronik ini cendrung dengan konsep menghargai waktu dan tidak ingin melewatkan waktu dengan sia-sia, semua orang yang rata-rata menganut system ini adalah mayoritas orang eropa, mereka tidak menginginkan kalau waktu mereka terbuang dengan sia-sia dengan hal yang sepele dan tidak berguna, mereka mempergunakan waktu mereka sebaik mungkin, itulah konsep monokronik yang sebagian kecil juga sudah diterapkan di Indonesia dikalangan pebisnis.

Pentingnya kita tahu kedua konsep ini , sebagai pedoman untuk memilih konsep mana yang akan kita anut sebagai keyakinan untuk menjalani waktu kita sehari-hari, agar waktu kita tidak terbuang dengan sia-sia,

Ingat, bahwa umur itu sebentar, tidak lama. Pergunakan waktu semaksimal mungkin. Terima kasih.

Medan, 19 april 2017

Faisal Fahmi Marpaung

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun