Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati Ini Hanya Menyerah Kepada Ibadah

26 Agustus 2017   23:49 Diperbarui: 28 Agustus 2017   04:53 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lama sekali diri dikelilingi perasaan yang tidak menentu, fikiran berjalan seperti tidak terbimbing, hati terasa kalut. Kemudian belakangan terakhir, sering berputus asa dan bingung dengan tujuan hidup yang kian kedepan kian bersaing. Jalan keluar terakhir yang diharapkan hanyalah ibadah, demikian kata singkatnya.

Dalam diri manusia, seringkali seorang manusia mengalami yang namanya titik akhir yang bisa dibilang dengan kejenuhan, hal ini muncul ketika hampir semua usaha dan segala perilaku yang diselesaikan untuk mencapai tujuan tertentu dinilai sia-sia oleh dirinya sendiri. Ini memang sesuatu yang terbilang wajar apalagi tidak ada tempat yang diharapkan tepat untuk mencurahkan separuh beban itu. Semua usaha yang dilakukan pun akan terasa hambar terkecuali dilakukan dengan ibadah.

Hampir disetiap makhluk yang percaya kepada tuhan, pasti mereka memiliki tempat pengaduan melalui ibadah, ibadah merupakan sarana menghubungkan sang makhluk dengan penciptanya. Banyak manusia yang ketika gagal, jatuh, bimbang, maka mereka mendekatkan diri kepada tuhan, seolah ada maunya saja baru beribadah. Nah, hal yang demikian meski dihindari sejauh mungkin karena berdampak kepada tekanan psikis manusia tersebut.

Tuhan memang sumber dari segalanya, baik berupa sumber awal  sampai akhir pasti berhubungan dengan tuhan, ini hanya berlaku bagi mereka yang percaya tuhan, dan pada intinya, jika ingin selamat diawal sampai akhir, maka jalan keluarnya adalah dibarengi dengan ibadah, karena tidak ada jembatan yang paling kokoh selain dengan ibadah untuk digunakan sebagai jembatan menyeberangi dunia dan akhirat.

Medan , sabtu 26 august 2017 (23:33)

Oleh: faisal fahmi marpaung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun