Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepuasan Musisi

16 Juli 2017   13:01 Diperbarui: 16 Juli 2017   13:50 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepuasan seniman yang tidak pernah puas Sepanjang sejarah belum ada seorang senimanpun yang menyatakan kepuasan dirinya dengan hal yang sudah dibuatnya, baik berupa karya yang telah dilahirkannya, maupun prestasi seninya yang membanggakan, contohnya seorang musisi Rhoma Irama yang sudah menciptakan ribuan lagu dan mendapat prestasi dalam dan luar negeri yang bisa dibilang cukup membanggakan, kepuasan seniman terhadap karya seninya sulit untuk diukur, kepuasan dalam melahirkan karya music seorang seniman sulit untuk diterima antara puas dan tidak puasnya mereka yang menilai. Seniman tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mengukur seberapa puasnya dirinya melakukan hidup yang berkesenian. Sepanjang sejarah seniman tidak pernah mau puas setelah menyadari kebenaran, seniman menyadari bahwa sebuah kebenaran dalam seninya tersebut sangat luas, dan kodratnya sebagai seorang seniman yang tidak mungkin mendapatkan kepuasan dan kebenaran, inilah sebab nya mereka tidak akan berhenti berkarya, terlepas dari segi materi yang diperlukan untuk saat ini. 

Kepuasan seorang musisi selalu bergandengan dengan agama, karena sesuatu yang transcendental dalam sebuah kepercayaan bisa saja didapat didalam seni music. Banyak seniman yang mengukur kepuasan dengan memainkan alat music sebagai pemujaan, disini sulit untuk mengukur kepuasan seni tersebut, terlebih sosok dewa khrisna bagi kepercayaan hindu yang memang dikenal dekat dengan seni. Hal ini lain halnya untuk mengukur kepuasannya, diperlukan wadah yang berbeda untuk memahaminya. Dengan demikian, menurut saya kita tidak seharusnya bertentangan dengan persepsi masing-masing orang yang berbeda menilai kepuasan seni tadi, karena kenyataanya saja selalu ada konflik dalam memainkan peran sebagai seorang musisi, baik itu bentrokan gagasan komposisi yang dianggap jelek oleh composer lain, seni itu mempunyai cakupan yang luas, tidak dapat dibatasi dan diatur lagi, seni itu bebas, Pemahamannya juga luas, seni music tidak hanya sebatas menghasilkan bunyi, namun seni menghasilkan nilai yang melekat padanya, siapa yang dapat menemukan nilai tersebut?, jawabannya Ialah musisi yang mencari kepuasan. Hidup ini singkat, jangan dipersuli, jalankan dengan baik yang ada sekarang, jika tidak buat jalan baru. Kisaran,15 juli 2017 Faisal Fahmi Marpaung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun