Mohon tunggu...
Faisal Rahmadi
Faisal Rahmadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Faisal

Mahasiswa Universitas Padjajaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tantangan Indonesia dalam Menerapkan Konsep Society 5.0

27 Mei 2019   09:11 Diperbarui: 27 Mei 2019   12:47 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Konsep gagasan Society 5.0 ini ditekankan pada kemajuan teknologi yang di buat oleh pemerintah Jepang. Pada Society 5.0 teknologi AI dan IoT berfungsi sebagai pengolah data dan menganalisi data yang bersumber pada manusia itu sendiri memalui sensor fisik atau berupa data pada manusia itu sendiri lalu mengumpan balikkan data yang telah di proses oleh AI dan IoT kembali ke manusia dengan berbagai bentuk fisik.

Society 5.0  adalah konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dan berkolaborasi dengan teknologi (AI dan IoT) untuk menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan nyata. 

Dimulai dari Society 1.0 merupakan kelompok yang sangat bergantung pada alam yang tempat tinggalnya masih berpindah-pindah dan berburu untuk mencari makan. Lalu, Society 2.0 pada kelompok ini sudah mulai menetap dan memiliki tatanan sosial dan memiliki kebiasaan untuk bercocok tanam. Sementara Society 3.0 merupakan kelompok yang sudah mengenal industri untuk mengatasi beberapa masalah seperti produksi massal. Kemudian Society 4.0 adalah kelompok masyarakat yang terhubung dalam jaringan teknologi dan informasi. Sedangkan Society 5.0  merupakan kelompok yang menerapkan teknologi yang berfokus pada kehidupan manusia, yang berlandaskan pada kebiasaan masyarakat 4.0.

Tantangan utama bagi Indonesia yaitu pemerataan, karena Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, maka pemerintah seharusnya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia secara merata buka di wilayah sentral saja, karena di wilaya timur Indonesia masih banyak masyarakat yang belum bisa mengenyam Pendidikan formal karena terbatasnya sarana dan prasarananya. 

Dan juga Indonesia harus banyak mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya teknologi dan internet karena pada konsep Society 5.0 kita banyak memanfaatkan teknologi baru seperti IoT, robotika, AI, dan data besar, yang semuanya dapat memengaruhi jalannya masyarakat dan terus mengalami kemajuan.

Namun ada peluang juga karena Indonesia mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2045. Mengapa disebut bonus? Karena pada saat itu angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68% dari total populasi dan angkatan tua (65+) sekitar 9%. 

Jadi dengan adanya bonus demografi ini di harapkan Indoensia mampu bersaing dan bertransformasi menjadi negara yang memiliki pengetahuan tentang teknologi.  Karena apa yang Indonesia akan dapatkan tidak dimiliki oleh banyak negara. Tentu kita tidak ingin terlambat dalam menyadari generasi yang terus menua seperti Jepang, Rusia, Singapura dan Korea.

Jadi Indonesia mungkin bisa untuk memakai konsep Society 5.0 walaupun pada saat ini di era Industri 4.0 Indonesia belum mampu menjalankan era ini dengan baik di seluruh wilayah Indonesia.

 Tidak masalah bagi  Indonesia langsung berpijak pada dua kaki, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Justru kedua momentum ini harus digabungkan menjadi sebuah blue print nasional, dengan catatan Pemerintah kita harus bisa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar bisa membuat suatu teknologi yang diunggulkan. 

Peningkatan sumber daya manusia dimulai dari remaja sekolah dan mahasiswa karena nanti generasi ini lah yang dapat membuat Indonesia menjadi lebih maju dan berkualitas.

 Dengan adanya pengembangan teknologi pada era Society 5.0 adalah salah satu langkah kita untuk memenuhi layanan kesehatan dan Pendidikan agar bisa menyentuh daerah-daerah terpencil di wilayah Indonesia secaran merata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun