Mohon tunggu...
Faisal Amin
Faisal Amin Mohon Tunggu... Guru - Bismillah

Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lestarikanlah Permainan Tradisional

18 Januari 2021   21:33 Diperbarui: 18 Januari 2021   21:40 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman telah berubah menjadi digital. Semua serba digital yang memudahkan masyarakat untuk mengakses internet dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan internet dengan jaringan kuat super cepat. Apalagi ditambah dengan kuota unlimited dan harga terjangkau bisa untuk semua kalangan. Eits, tapi tahukah kamu, sebelum adanya internet yang bisa dijangkau siapapun seperti saat ini. Permainan tradisional seperti bola bekel, petak umpet, dan congklak dahulu sering dimainkan oleh anak-anak khususnya sore hari. Permainan-permainan tradisional yang dimiliki Indonesia begitu seru, beragam dan melibatkan aktivitas motorik pada anak agar dia selalu aktif, lincah, dan dapat berinteraksi serta menjalin pertemanan satu sama lain.

Beragam permainan tradisional itu sangat diminati karena jaman dahulu belum secanggih saat ini. Dimana sekarang ini hampir semua permainan bisa dimainkan disebuah handphone. Di era 90~an dari anak~anak hingga orang dewasa pasti mereka selalu bermain dengan cara yang tradisional, tetapi memberi kesan yang tidak bisa dilupakan hingga sekarang.

Permainan anak-anak merupakan salah satu budaya yang berharga dalam rangka memelihara tata-nilai kehidupan bangsa, karena permainan anak-anak merupakan salah satu kegiatan oleh raga, latihan kecerdasan, pendidikan sifat ksatria (sportifitas), pembinaan kesetiakawanan (solidaritas), keuletan dan ketekunan (Tisna Sopandi, 1984:3). Mengingat kesemuanya itu, jenis-jenis permainan memiliki unsur-unsur yang sangat bermanfaat sebagai media pendidikan, keterampilan, keuletan dan lain-lainnya. Bahkan didalamnya memiliki unsur-unsur seni. Jadi, secara umum mengenai permainan anak-anak itu dapat dikatakan, bahwa di balik permainan itu ada unsur-unsur sosial yang secara tidak langsung dilatihkan.

Sehubungan dengan itu, permainan tradisional anak selain sebagai sebuah bentuk upaya pelestarian, juga diharapkan akan membuka upaya-upaya untuk menciptakan jenis-jenis permainan yang mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi kehidupan anak-anak sekarang. Saat ini semakin jarang menemukan anak-anak yang memainkan permainan tradisional yang merakyat. Apalagi di tengah gencarnya permainan modern yang memasuki hampir setiap sudut perkampungan (Sukirman Darmamulya, 2005:8). Tidak heran, permainan itu semakin tenggelam. Padahal, permainan tradisional anak-anak merupakan pusaka budaya yang mengandung nilai-nilai keluhuran dan filosofi yang harus dikembangkan.

Untuk melestarikan dan mengingat masa kejayaan permainan tradisioanal tersebut, disini akan memberikan beragam contoh permainannya dan cara bermainnya, mari kita simak:

1. Petak Umpet

Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang. Caranya Para pemain memilih salah satu pemain dengan cara hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga. Tugasnya penjaga mencari temannya yang menghilang, sedangkan orang yang lain mengumpet disuatu tempat. Penjaga akan menutup matanya sesuai dengan waktu ditentukan. Kemudian lainnya harus mencari tempat persembunyian yang baik, agar tidak tertangkap oleh si penjaga. Waktu permainan ini bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Jika sore hari biasanya anak~anak tidak boleh keluar rumah apalagi jika menjelang magrib. Permainan ini sangat digemari sejak z aman dahulu sampai saat ini, tapi sekarang hanya beberapa anak saja yang bermain permainan petak umpet, karena sekarang anak~anak hanya sibuk dengan gadgetya dan lupa dengan teman~temannya.

2. Lompat Tali

Lompat tali ini bisa menggunakan karet atau tali tambang atau bisa membuat tali sendiri dengan karet. Adapun caranya dengan menyambungkan karet satu persatu hingga panjang dan setelah itu diikat ujungnya dan karet tersebut bisa digunakan untuk memainkan lompat tali. Permainan ini bisa dilakukan dua orang hingga lebih dari sepuluh. Ada dua orang yang memegang tali agar tidak putus. Tapi jika tidak ingin memegang tali maka bisa dengan mengikatkan tali dengan pohon atau apapun yang bisa untuk memegang tali ataupun karet. Cara bermainnya dimulai dari tali di letakkan paling bawah lalu kita melompat. Jika tidak bisa melompat maka pemain harus menunggu giliran terakhir dan mengulang lompatan dari awal. Setelah itu tali diarahkan sampai atas kepala mereka harus melompat diatas tali. Yang menang boleh menyuruh yang kalah untuk melakukan apa saja tetapi tidak boleh yang berat dan aneh~aneh.

Permainan ini bisa dilakukan sendiri ataupun beramai-ramai. Ada dua orang teman yang akan memutar tali dari sisi kanan dan kiri, dan kamu akan melompati tali tersebut untuk melewati beberapa level.

3. Gobak Sodor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun