Mohon tunggu...
Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozi Mohon Tunggu... Swasta -

Pendiri Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID), Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasar Modern

24 Maret 2018   12:48 Diperbarui: 24 Maret 2018   12:59 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selaku pemegang kebijakan, pemerintah harus peka melihat keadaan itu. Karena antara pasar tradisional dengan pasar modern sama-sama dibutuhkan keberadaannya.

Pasar tradisional sudah sepatutnya dikembangkan dengan memoles potensi daerahnya sebagai ciri khas pasar. Dapat pula pasar tradisional dijadikan sebagai sentra jual-beli barang dengan mengedepankan konsep budaya lokal.

Hal itu perlu dilakukan, mengingat budaya modern sebagai representatif dari pasar modern telah memulainya. Jika tidak, maka keberadaan pasar tradisional tinggal menunggu kenangannya. Hal itu tentu harus diimbangi, karena dua-duanya sama-sama penting.

 Jadikan keduanya (pasar tradisional dan modern) sebagai kekayaan kota, jika saling menjatuhkan antara keduanya, iklim ekonomi yang ber-keadilan tentu akan sulit tercapai. Oleh karenanya, pemerintah dan stakeholder bersama rakyat harus bahu-membahu menjaga dan melestarikan keberadaan kedua-duanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun