Mohon tunggu...
Fainta Shofiyati
Fainta Shofiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Hidup cuma sekali, hiduplah yang berarti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Pagi

16 Oktober 2021   22:38 Diperbarui: 16 Oktober 2021   23:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ Kringggg .... “

Alarm berbunyi kencang. Pertanda matahari telah menyapa menghadirkan semburat senyum semangat pejuang. Terdengar suara kokok ayam membangunkan para pemimpi sejati untuk mengawali langkah indahnya hari ini. Diriku yang mendengar semua itu malah lanjut menarik selimut untuk lanjut menciptakan mimpi – mimpi lagi.

Hari ini hari sabtu. Sebenarnya banyak tugas yang menunggu. Akan tetapi berat sekali rasanya diri ini untuk memulai hari ini. Bahkan untuk sekedar menilik tugas apa saja yang  harus digarap. Perkara menggarap tugas saja malasnya seperti harus dibombardir dengan rudal agar semangat kembali membara. Namun sayangnya empuknya kasur lebih mudah menghipnotisku untuk lanjut tidur daripada menyelesaikan tumpukan  tugas yang tingginya sudah seperti tower.

***

Pukul 09.00

“Kringggggg ....”

Untuk kedua kalinya Alarm kembali bersuara. Kali ini mataku mulai terbuka melihat teriknya matahari yang ternyata sudah cukup nyentrik bersinar. Sebenarnya subuh tadi aku sudah bangun untuk sholat namun biasalah di hari libur. Melanjutkan mimpi memang lebih menyenangkan lagi. Setelah akhirnya kini menggenapkan nyawa, aku tak langsung bergegas ke kamar mandi atau melakukan aktivitas sehari-hari. Biasalah, kurang afdhol rasanya kalo bangun tidur nggak ngecek hape barangkali ada pesan dari doi, eh lupa gak punya doi. Huhuhu.

Ku buka hape lalu scroll beranda ige. Ketemukan sebuah postingan di sebuah akun berita yang bercaption “ mengapa sih tergila-gila sekali dengan sekolah tatap muka" spontan saja langsung ku buka akun tersebut dan klik link di bio instagram akun itu, setelah itu lanjut mencari artikel yang berjudul seperti postingan tadi. Awalnya agak heran ya membaca judul artikel tersebut namun setelah membaca isi artikel aku ikut mengangguk-angguk kepala pertanda setuju dengan penulisnya.

Salah satu kutipan yang menarik dalam artikel tersebut ialah “Sejarah mencatat bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang dihasilkan dari mempelajari sesuatu secara mandiri, hanya dengan didasari oleh keinginan dan minat yang kuat. Garis bawahi kembali kata-kata saya: tidak sedikit. Saya tidak memungkiri bahwa ada begitu banyak orang sukses yang menjalani pendidikan dari A sampai Z. Rata-rata ilmuwan favorit saya begitu kok, mulai dari Michio Kaku sampai Neil deGrasse Tyson; dari Walter Lewin sampai Richard Feynman; dan tentu saja, Pak Yohannes Surya. Namun begitu, kita tidak bisa pula memungkiri bahwa orang-orang seperti Karl May ada dan mencatat sejarah.”  Dari pernyataan itu aku berpikir iya juga ya kalo kita punya keinginan kuat terhadap sesuatu pasti berusaha keras kan buat mendapatkan nya kayak ngejar doi misalnya. Ups hehehe. Begitu pula jika keinginan yang kuat itu diaplikasikan dalam pendidikan ya. Meski demikian semua kembali pada tiap kemampuan juga si menurutku karena tiap manusia kan terlahir dengan fitrah yang berbeda-beda jadi ada pula yang belajar otodidak lebih disukai dan dipahami serta adapula yang  lebih suka belajar melalui pembimbing. Terlepas dari semua itu, entah untuk kebijakan selanjutnya daring atau luring menurutku yang terpenting tingkat kefokusan kita sih. Kalau kita mempelajari apapun dengan fokus pasti insyaallah mudah dipahami. Kok tiba-tiba pikiranku ikut bijak sih. Hehe

Mengingat hari sudah siang, aku harus kembali ke dunia nyata untuk melanjutkan aktifitas dan menyelesaikan banyak tugas, cukup mengesankan petualanganku di dunia maya, hal itu sangat  meng ilhamiku  lebih bersemangat belajar untuk kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun