Mohon tunggu...
Irfai Moeslim
Irfai Moeslim Mohon Tunggu... Penulis - Author

menulis adalah gaya hidup, menulis untuk mencetak sejarah, dengan menulis kita bisa merubah dunia. Menulislah maka kamu ada | Pemerhati Pendidikan, Sosial, Politik, Keagamaan |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Seorang Ahli Ibadah yang Terjerumus dalam Kemaksiatan

14 November 2017   17:20 Diperbarui: 14 November 2017   18:32 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keselamatan dan Kebahagiaan di akherat ditentukan oleh akhir hayat dari kehidupan seseorang, apakah dia meninggal dalam keadaan muslim atau dalam keadaan kafir. Meninggal dalam keadaan khusnul khotimah atau suul khotimah.

Dikisahkan dalam kitab 'al-Majalisus Saniyah', ada seorang 'abid (ahli ibadah) yang bernama Barshisho. Beliau memiliki murid kurang lebih sekitar 60 ribu murid. Semua muridnya tersebut bisa terbang berkat keberkahan dari gurunya tersebut. Namun sangat disayangkan, gurunya tersebut meninggal dalam keadaan kafir, suul khotimah. Hal ini disebabkan oleh tipu daya iblis yang mengelabui Barshisho.

Dikisahkan pada suatu hari iblis menyerupai seorang manusia yang luar biasa taat beribadah. Ketika itu si manusia tersebut (iblis) singgah di masjidnya Barshisho. Dia (iblis) tampil dengan sosok seperti seorang ahli ibadah yang khusyu dan penuh dengan tipu daya. Dia (iblis) beribadah selama 3 hari 3 malam di masjidnya Barshisho tanpa tidur, tanpa makan, tanpa minum. Lalu Barshisho menemui orang tersebut (iblis), dan menanyakan sesuatu hal kepada dia (iblis). Barshisho bertanya, "Bagaimana kamu (iblis) bisa beribadah sedemikian khusyu dan kuat 3 hari 3 malam tanpa makan, minum, dan tidur?, Saya pun tak mampu melakukan hal yang engkau lakukan tersebut, karena saya beribadah tetap butuh makan, minum, dan tidur. 

Apa resepmu sampai bisa melakukan ibadah sampai demikian kuat khusyu'nya?". Orang yang sedang ibadah tersebut kemudian bertanya balik kepada Barshisho. Benar kamu ingin seperti saya ibadahnya? Ibadah 3 hari 3 malam tanpa makan, minum, dan tidur. Barshisho menjawab, " iya betul, saya ingin seperti kamu". Dia (iblis) menjawab, "cobalah kamu bermaksiat kepada Allah, lalu kemudian bertaubat, niscaya kamu akan merasakan kenikmatan taubat dengan ibadah sepertiku ini". Barshisho kemudian bertanya kembali,  bagaimana caranya saya bermaksiat?, dia (iblis) menjawab, pertama coba kamu berzina dengan seorang perempuan. Barshisho menjawab, " mana mungkin saya berzina dengan seorang perempuan, saya kan seorang yang dikenal sholeh dan ahli ibadah". Kemudian orang tersebut (iblis), menyaut ucapan Barshisho, "kalau kamu tidak mau berzina, coba lah engkau membunuh seseorang, terus bertaubat". 

Lalu Barshisho kembali menjawab kepada dia (iblis), " mana mungkin saya membunuh seseorang, pasti ketahuan dan akan dihukum masyarakat luas". Kemudian dia (iblis), kembali menawarkan kepada Barshisho, "kalau begitu coba lah engkau minum khamer (minuman yang memabukkan)". Barshisho menjawab, "baiklah kalau begitu, kalau minum khamer pasti gak ketahuan, di mana saya bisa mendapatkan khamer tersebut?". Iblis menjawab, " coba kamu beli di warung remang-remang, kamu akan dapatkan minuman tersebut". Saat itu juga Barshisho bergegas menuju warung yang ditunjuk oleh iblis tersebut.

Setelah menemukan warung tersebut, Barshisho membeli khamer, dan diminum di tempat. Saat itu lah kondisi Barshisho mabuk berat, dan melihat pelayan warung yang cantik, akhirnya Barshisho berzina dengan pelayan tersebut. Kemudian setelah selesai berbuat zina, karena khawatir ketahuan oleh masyarakat, akhirnya Barshisho membunuh pelayan tersebut. Pada akhirnya semua yang disarankan oleh iblis ketiga-tiganya dilakukan semua oleh Barshisho. Kemudian Barshisho ketahuan, karena iblis yang menyerupai manusia tersebut melaporkan kepada penguasa saat itu.

Saat itu lah Barshisho dihukum atas perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan minum khamer dihukum dengan dicambuk 80 kali, sedangkan perbuatan zina dicambuk 100 kali, dan perbuatan membunuhnya dihukum dengan disalib. Pada saat itu lah Barshisho sudah tidak berdaya lagi dengan apa yang telah diperbuatnya. Tiba-tiba sosok iblis yang menyerupai manusia tadi kembali muncul dihadapan Barahisho, dia (iblis) menawarkan keselamatan kepada Barshisho dari apa yang dialaminya. 

Lalu Barshisho merasa tertarik dan butuh dengan apa yang ditawarkan iblis tersebut. Kemudian Barshisho bertanya, bagaimana caranya saya bisa selamat dari hukuman salib ini?. Dia (Iblis) menjawab, sujud lah kamu kepada ku, niscaya kamu akan selamat. Barshisho kemudian menjawab, bagaimana caranya saya sujud, sedangkan saya dalam keadaan disalib. Dia (iblis) menjawab, cukup lah kamu sujud dengan memberikan isyarat menundukkan kepalamu. 

Akhirnya Barshisho menuruti perintah iblis tadi, dan kemudian Barshisho meninggal. Iblis pun berlalu pergi meninggalkan Barshisho, dengan berkata selesailah tugasku untuk mengelabui Barshisho untuk mengikuti jejakku ke neraka. Aku (iblis) saja takut kepada Allah, bagaimana mungkin bisa menolong orang yang bermaksiat.

Pelajaran berharga dari kisah di atas bahwa, pertama jangan coba-coba kita bermaksiat sedikit pun dan membelot terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Kedua, kehidupan yang kita jalani pada akhirnya adalah yang dilihat akhir hayatnya, apakah khusnul khotimah atau suul khotimah. Maka jangan sekali-kali kita beramal amalan ahli neraka, terus lah beramal dengan amalannya ahli surga, karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali kepada sang pencipta. Ketiga, selalu tanamkan dalam diri kita bahwa kita selalu merasa kurang dalam berbuat baik dan beramal sholeh. Dan amalan sholeh kita bukan untuk dipuji oleh manusia, tapi hanya mengharapkan ridho Allah swt. semata.

Mudah-mudahan kita semua selalu dalam keadaan iman dan islam sampai akhir hayat, dan bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dari kisah di atas. Wallahua'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun