Mohon tunggu...
Fahimatul Fikriyah
Fahimatul Fikriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

tertarik menekuni bidang jurnalistik, fashion, sejarah, dan seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trial and Error, Metode yang Diterapkan dalam Pendidikan Masa Covid-19

30 September 2022   21:28 Diperbarui: 30 September 2022   21:35 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap manusia pasti akan terus melakukan pembaharuan melalui penemuan -- penemuan baru maupun lewat teknologi yang dikembangkan agar semakin canggih dari masa ke masa, hal  ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat memaksimalkan suatu pekerjaan dan juga mempermudah hal -- hal yang sebelumnya dirasa masih sulit untuk dilakukan. 

Melakukan pembaharuan tersebut pastinya juga memerlukan penelitian dan juga pertimbangan yang matang, agar hasil akhir yang dicapai sesuai dengan target yang diharapkan. 

Dalam dunia pendidikan, metode percobaan dan juga kegagalan percobaan ini disebut dengan metode trial and error. Dengan adanya metode ini, maka manusia akan terus mempelajari sesuatu untuk dapat mengembangkan dan juga mewujudkan hal tersebut, melalui beragam percobaan berulang dan juga pematangan yang mungkin menghabiskan waktu cukup lama..

Metode trial and error ini sebenarnya sangat amat dibutuhkan, apalagi jika ada suatu keadaan yang memaksa untuk dilakukan karena ada suatu kondisi darurat yang tidak dapat dihindari. Salah satu contoh dari hal tersebut adalah permasalahan wabah yang mendunia baru -- baru ini, yakni Corona Virus Disease atau disingkat menjadi Covid-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 di China.  Mengapa demikian?

Seperti yang kita ketahui, sejak awal kemunculan wabah ini, masyarakat diliputi ketakutan, bahkan untuk sekedar keluar rumah. Banyak diantara mereka yang memilih untuk menyediakan stok bahan makanan dan juga kebutuhan pokok ketika wabah ini mulai masuk ke Indonesia yang sering disebut dengan panic buying, yaitu kondisi ketika orang -- orang dalam histeria masal berbelanja kebutuhan dengan jumlah banyak sehingga memiliki persediaan di tempat tinggalnya. Selain itu, masyarakat juga mulai menggunakan masker serta alat kesehatan lainnya untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak tertular penyakit tersebut.

 Dengan masuknya wabah Covid-19 ini di Indonesia, maka pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah saja dan melakukan aktivitas sehari-hari hanya dari rumah. 

Sekolah -- sekolah diliburkan, kantor tutup hingga tempat ibadah- pun ditutup dengan alasan menghindari adanya kerumunan, mengingat wabah covid ini bisa menular melalui air ludah orang yang terinfeksi. Lalu, bagaimana dengan para murid yang seharusnya melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah?

Semenjak adanya wabah ini, maka secara resmi Kemendikbudristek mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan pendidikan pada masa darurat hingga surat edaran pelaksanaan belajar dari rumah, yang berarti tidak ada sekolah yang diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara bertatap muka langsung di sekolah selama masa darurat wabah tersebut. 

Hal ini yang kemudian menjadi titik awal penggunaan metode trial and error dalam dunia pendidikan, pasalnya surat edaran tersebut menyebutkan jika pendidikan akan dilaksanakan secara online atau melalui platform -- platform yang telah disepakati sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pada awal pemberlakuan kebijakan pembelajaran ini, banyak sekali orang tua yang mengalami kendala. Hal ini dikarenakan banyak yang mengeluhkan pembelajaran berbasis online tersebut, karena setiap siswa pasti berasal dari lapisan masyarakat yang berbeda -- beda, sehingga tingkat kesejahteraan ekonominya pun berbeda. 

Hal yang membuat banyak orang mengeluh dikarenakan pembelajaran berbasis online ini pastinya memerlukan media dalam pelaksanaannya, yang dalam hal ini adalah alat elektronik sejenis telepon pintar atau smartphone maupun laptop. Keluhan ini didasarkan atas tidak semua siswa mampu membeli hal media pembelajaran online tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun