Mohon tunggu...
Fahimatul Fikriyah
Fahimatul Fikriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

tertarik menekuni bidang jurnalistik, fashion, sejarah, dan seni

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tanah Longsor: Pembunuh yang Datang Tiba-Tiba

11 Juni 2022   13:52 Diperbarui: 11 Juni 2022   14:20 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Surana Srn pinterest

Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Keduanya memiliki  siklus waktunya masing-masing. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai bulan September dan bersamaan dengan bertiupnya angin musim timur, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Februari dan bersamaan dengan bertiupnya angin musim barat. Dari kedua musim ini, Musim penghujan seringkali dianggap sebagai musim yang mendatangkan banyak sekali bencana, baik yang disebabkan oleh alam itu sendiri maupun karena aktivitas manusia di sekitarnya. Bencana-bencana yang disebabkan saat musim penghujan ini pun beragam, tergantung situasi dan kondisi daerah tersebut. Ada bencana yang masih tergolong ringan, dan ada juga yang masuk kedalam kategori berbahaya, bahkan mengancam nyawa.

Bencana-bencana yang dianggap berbahaya ini seringkali menimbulkan kerugian. Selain itu, bencana-bencana yang datang tersebut juga seperti meminta ‘tumbal’ pada manusia yang berupa kerugian harta benda maupun nyawa. Salah satu dari banyaknya ragam bencana yang terjadi tersebut adalah tanah longsor.

Mengutip dari laman online BPBD Provinsi Jawa Tengah di http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/mitigasi-bencana-tanah-longsor-1 , pengertian dari tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau keluar lereng sehingga menimbun bangunan atau apa pun yang berada di bawahnya. 

Selain itu, BPBD Provinsi Jawa Tengah melalui laman online-nya juga menjelaskan apa saja yang bisa menjadi penyebab dari tanah longsor. Alasan atau penyebab dari tanah longsor ini juga beragam, beberapa diantaranya adalah ketika musim hujan datang dan terjadi secara terus menerus serta memiliki durasi yang lama, maka air akan meresap kedalam tanah lereng dan akan menambah bobot tanah tersebut, dimana tanah lereng itu tidak memiliki penahan yang dapat menahan pergerakannya seperti akar pohon atau pagar penahan yang terbuat dari  beton yang dapat mencegah tanah lereng tersebut, sehingga karena bobot tanah yang semakin berat maka tanah lereng itu akhirnya longsor atau bergerak ke bawah. Dan penyebab ini adalah yang paling sering terjadi.

Tidak jarang bencana ini menjadi malapetaka dan juga mimpi buruk bagi para masyarakat yang tinggal di dekat daerah yang memiliki tanah berlereng. Pasalnya musim hujan dan banyaknya penebangan pohon yang dilakukan, tidak adanya reboisasi, atau tanah di atas lereng ditanami tumbuhan yang posisinya tidak terlalu rapat dapat menjadi alasan yang memperparah resiko terjadinya bencana ini. Ditambah lagi, datangnya bencana yang tidak dapat diduga kapan waktu terjadinya, menambah was-was dan kecemasan para warga.

Contoh dari bencana tanah longsor yang termasuk salah satu yang terparah di Indonesia adalah tragedi longsor Jemblung yang akhirnya menimbun 1 dusun beserta penduduknya hanya dalam waktu kurang lebih 5 menit. Longsor yang terjadi di Dusun Jemblung Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar pada 12 Desember 2014 pukul 17.30 itu telah menelan banyak sekali korban dan juga kerugian, baik kerugian material maupun korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit. Menilik dari laporan BNPB, pihak BNPB telah melakukan Operasi penanganan darurat yang terdiri dari pencarian dan evakuasi jenazah, pelayanan pengungsi, dan persiapan relokasi warga yang berlangsung sejak tanggal 13 Desember 2014. 

Kemudian pencarian jenazah juga dilakukan secara terus menerus dan berakhir pada tanggal 21 Desember 2014 sesuai dengan keputusan yang telah disepakati. Hingga tanggal 20 Desember 2014, tercatat sudah ada 93 jenazah yang berhasil ditemukan dan pada tanggal 21 Desember 2014, tercatat sudah ditemukan 95 jenazah dan sebanyak 13 korban lainnya tidak dapat ditemukan hingga hari ini. Selain karena regu penyelamat mendapatkan kesulitan dengan medan pencarian yang berupa lumpur dan air, mereka juga dihadapkan dengan kondisi ketakutan akan adanya longsor susulan yang bisa saja terjadi.

Penyebab terjadinya longsor Jemblung ini dikarenakan runtuhnya mahkota lereng Telagalele yang berada tepat diatas Dusun Jemblung. Turunnya hujan selama 2 hari berturut-turut dan mahkota lereng digunakan untuk menanam tanaman musiman,semakin mempermudah air untuk meresap banyak dan membawa serta tanah diatas lereng hingga runtuh dan menimpa para penduduk dibawahnya. Dari 43 KK yang terdapat di Desa Jemblunh, hanya sebanyak 22 KK yang berhasil selamat dan direlokasi ke daerah yang lebih aman, sedangkan 21 KK sudah dipastikan meninggal dunia secara bersamaan.

Karena adanya resiko kehilangan nyawa dan harta yang ditimbulkan oleh bencana ini, maka dari itu sangat penting melakukan penyuluhan mengenai mitigasi bencana tanah longsor dan juga cara pencegahannya, khususnya untuk masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan terjadi bencana tanah longsor tersebut

Mitigasi dari bencana longsor ini dapat diklasifikasikan kedalam 3 fase, yakni sebelum, ketika, dan sesudah. Beberapa langkah penyelamatan diri, evakuasi mandiri dan juga pencegahan selama rentang waktu terjadinya bencana.

Sebelum terjadinya bencana tanah longsor

  • Buatlah tas siaga yang di dalamnya berisi dokumen-dokumen penting, barang berharga, obat-obatan dan stok makanan. Taruh tas siaga di tempat yang aman dan mudah dijangkau, serta pastikan semua anggota keluarga mengetahui letak tas siaga tersebut. Perbarui isi dari tas siaga untuk mengetahui apakah ada obat-obatan maupun makanan yang sudah kadaluwarsa.
  • Tentukan pembagian peran ketika menghadapi suasana genting bencana nantinya, seperti tugas ayah untuk mengambil tas siaga dan ibu mengamankan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun