Mohon tunggu...
Fahrurozi Umi
Fahrurozi Umi Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir, Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.

Penulis pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di MI al-Khairiyyah, Panecekan. Dan melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama di Mts al-Khairiyyah, Panecekan. Kemudian meneruskan jenjang studi di Pondok Pesantren Modern Assa'adah, Cikeusal. Dan penulis lulus dari Universitas al-Azhar, Kairo pada tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekeliruan Kasidah Al-Burdah Karya Al-Bushairi dalam Pandangan Muhammad bin Jamil Zainu

25 Februari 2020   20:36 Diperbarui: 25 Februari 2020   20:48 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.bincangsyariah.com

Rasulullah saw bersabda:

"Idza saalta fa isalillah wa idza ista'anta fa ista'in billah."/"Apabila kamu meminta (sesuatu), maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah...." (QS. Tirmidzi) dia berkata -menyangkut kualitas hadits ini-: Hadis hasan.

4. "Fa inna lii dzimmatan minhu bi tasmiyati. Muhammadan wa hua awfa al-khalqi bi adz-dzimami."/"Sesungguhnya aku mempunyai jaminan darinya karena namaku Muhammad, dan dia adalah orang yang paling menepati janji."

Sang penyair berkata "Sesungguhnya aku mempunyai perjanjian dengan Rasulullah supaya ia memasukkan aku ke dalam surga karena namaku Muhammad."

Dari mana ia mempunyai perjanjian ini ?. Padahal kita mengetahui bahwa banyak dari kaum Muslimin yang fasik dan komunis namanya Muhammad, maka apakah dengan memberi nama Muhammad akan menjamin mereka masuk surga ?, Rasulullah pemah bersabda kepada putri beliau Fatimah:

"Saliini maa syi'ti min maali laa ughni 'anki min Allah syaian."/"Mintalah kepadaku dari hartaku sekehendakmu, (namun) aku tidak bisa (menjaminmu) di sisi Allah sedikitpun." (HR. Bukhari).

5. "La'alla rahmata Rabbi hina yaqsimuha. Ta'ti 'ala hasabi al-'ishyani fi al-qisami."/" Semoga rahmat Rabb-ku ketika Ia membaginya,diberikan sesuai dengan tingkat kemaksiatannya."

Hal ini tidak benar. Karena sekiranya rahmat Allah diberikan berdasarkan tingkat kemaksiatannya sebagaimana yang dikatakan oleh penyair tersebut, tentulah setiap muslim akan menambah kemaksiatannya sehingga ia memperoleh rahmat yang lebih banyak lagi. Tetapi hal ini tidak mungkin akan dikatakan oleh seorang muslim dan orang yang berakal karena menyelisihi firman Allah swt: "Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-A'raf [7]: 56).

Dan juga firman-Nya: "Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf [7]: 156).

6. "Wa kaifa tad'u ila ad-dunya dharuratu man. Laula hu lam tukhraj ad-dunya min al-'adami."/"Buat apa kamu meminta-minta dunia sedemikian mendesak padahal kalau bukan karenanya (Nur Muhammad) niscaya dunia ini tak akan niuncul dari ketiadaannya."

Sang penyair berkata: "Sekiranya tidak karena Nabi Muhammad maka dunia tidak akan diciptakan." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun