Aku dam Pak Bahri terdiam. Kunyalakan mesin motorku, dan ku bawa Ziza pulang. Tiba di rumah istriku menatapku  dengan pandangan heran karena aku sudah kembali lagi padahal hari belum juga beranjak siang. Lebih anehnya lagi di motorku ada seorang anak gadis kumal.
  "Mah, ini Nur Azizah, di panggilnya Ziza, dia kehilangan keluarganya. Semalam dia tidur di pos jaga di kantorku. mungkin kita bisa merawatnya sampai pak Bahri selesai menyulap gudang kantor yang tak terpakai untuk tinggal Ziza," Aku berharap kebohonganku tak terlacak disuaraku.
  Ziza menghampiri istriku  untuk meraih mencium tangannya. Istriku yang masih terpaku, wajahnya masih terlihat bingung, tampaknya otaknya masih belum mampu mencerna kejadian pagi ini. Kusodorkan foto yang di berikan Ziza kepada istriku
"ia hanya punya ini ! "
  Istriku menerima foto itu, ia terpekik keras begitu matanya sampai ke dalam foto, ekspresii wajahnya langsung berubah, matanya melotot memandang Ziza seperti memandang hantu. Ia langsung jatuh pingsan.