Mohon tunggu...
Fahrul Rozi
Fahrul Rozi Mohon Tunggu... Penulis - Saya adalah seorang pembelajar yang ingin tahu banyak hal

Aku berkarya maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Musik adalah Filsafat yang Berirama

27 Februari 2020   19:13 Diperbarui: 27 Februari 2020   19:11 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik adalah filsafat yang berirama | Sumber: freepik.com


Banyak dari kita common sense yang menganggap musik adalah sekedar suara yang terdengar biasa saja. Penulis sebagai anak filsafat, musik merupakan filsafat yang berirama. Mengapa demikian? Didalam musik ada yang disebut ritme. Secara fisika, ritme merupakan keteraturan atau keajegan nada-nada untuk menghasilkan irama yang indah. Sehingga dengan adanya konsistensi, maka terciptalah suatu keindahan. 

Selain itu secara ontologis, musik lahir karena ungkapan hati seseorang. Entah ia marah, sedih, kecewa dan seterusnya. Sehingga musik dapat diekspresikan sebagai media ekspresi seseorang dalam meluapkan segala isi hatinya. Oleh karena itu, musik lahir sebagai media curhatan atau ekspresi 

Didalam musik kita mengenal nada, ritme, irama, dan seterusnya. Jika Anda perhatikan dengan seksama, maka sulit bagi common sense untuk mengerti kekonsistenan atau keajegan. Namun bagi mereka ahli musik atau pecinta musik tentu ia lebih paham bagaimana mekanisme ritme untuk kemudian  menghasilkan irama yang indah. Maka secara epistemologis musik tersusun atas hal-hal yang sebenarnya common sense tak paham. Hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, sebab hanya dengan rasa (feel) sajalah kita dapat mengerti musik. 

Maka di dalam kerumitan bermusik, atau untuk menghasilkan suara-suara yang indah, irama-irama yang indah diperlukan rasa dalam memahami epistemologi musik yang penulis lihat itu tidak mudah. Sekali lagi ditekankan untuk memahami musik, maka diperlukan rasa . Sehingga pada akhirnya, irama yang indah lah yang akan keluar dan menjadi suatu aksiologi dalam musik. Apa yang kita sebut "wah... Enak ya" atau "wah... Bagus ya.." dan seterusnya, itu merupakan aksiologi dari musik, yaitu keindahan.

Fahrul Rozi, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun