Mohon tunggu...
Fahrul Rosi
Fahrul Rosi Mohon Tunggu... Buruh - Pengembara

Mengembarai Langit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali ke Rumah

28 Januari 2021   15:50 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kembali Kerumah.

Pada akhirnya semua yang pergi akan kembali, entah kemana ia akan kembali, aku rasa rumahlah kata yang tempat untuk setiap orang kembali.
Rumah dikalimat ini menjadi gambaran dari suatu tempat yang lindung, tempat yang dimana akan disambangi ketika lelah, sedih hingga butuh ketenangan. Kalau saja tiang-tiang didalamnya bisa bercerita, cerita sedihkulah yang pastinya ia hafal.

Namun sedih untukku ketika tidak memiliki itu. Ya, tidak memiliki rasa nyaman untuk kembali saat lelah dan bercerita. Rasanya sangat menyedihkan, "Apa ada orang lain yang sanggup tanpa rumah? Aku ingin jadi rumah!" Mendengarkan keluh kesah dan sedihmu saat kamu butuh tempat untuk pulang. Memang tidak sebagus rumah yang lain tapi percayalah, aku bisa memberimu kehangatan lebih saat kau butuh aku.

Datanglah saat kau ingin kembali kerumah dan beristirahatlah sepuasnya hingga semua beban tak ada lagi di benakmu, jangan sungkan kau kembali karna semua ini tersaji hanya untuk kehadiranmu. Seandainya rumah yang kusajikan semua ini sangat menampung tempatmu dan menjadi tempat titik awal dirimu menjadi lebih ber arti lagi maka tetaplah kau di sini karna di luar sana sangat banyak yang mengintai kau keluar dan memburumu.

Terimakasih atas semua rasa nyaman di dalam rumah yang kau beri karna itu semua adalah sebuah histori yang tak bisa ku lupa sampai kapanpun nanti, dengan adanya dirimu dalam lapisan rumah menjadi sangat nyaman di hati yang membuat tenang sanubari sehingga yang kurasakan sebuah ketenangan yang tiada tara terimaksih dan ku harap kau akan kembali lagi seperti semula kembali yang sangat mewarnai dunia ini menjadi warna dan warni, hingga aku terlupa membedakan mana dunia nyata dan dunia mimpi karna dirimu adalah sebuah rumah yang paling lengkap yang menyajikan semua tatanan yang ada di dalam jagat raya dan kau rangkum di dalam gubuk "rumah" yang sangat sederhana ini sekali lagi terimakasih untuk semuanya kau sangat berarti untuk menjadi kelengkapan tatanan di muka bumi ini dari aku yang mencintaimu tanpa tapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun