Mohon tunggu...
Fahrul ilmi Alfarizi
Fahrul ilmi Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa farmasi

Berkuliah di STIKES Darul Azhar Batulicin Kal. Sel.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Tak Terlupakan

26 Oktober 2021   21:50 Diperbarui: 26 Oktober 2021   23:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lama kelamaan saya jadi terbiasa dengan itu, saya tidak lagi kaget dan malah terkadang saya juga berbicara dengan mereka seperti halnya berbicara dengan manusia.

Beberapa minggu kemudian mulai memasuki semester 2, setelah semua hal menarik tadi ternyata saya masih mendapat kejutan di kehidupan saya dimana saya mengalami sebuah kecelakaan yang membuat saya harus istirahat selama setengah tahun dan tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah.

Saya mengalami penyumabatan pembuluh darah dikepala bagian belakang akibat terjatuh, sehingga saya sering mengalami sakit kepala jika kelelahan, dan parahnya lagi saya pernah tidak bisa melihat sama sekali dan juga tidak bisa berjalan. Lalu saya dibawa berobat ke dokter spesialis syaraf dan sempat dirawat beberapa hari dirumah sakit. 

Setelah mendapat perawatan dan sering kontrol ke dokter spesialis syaraf, perlahan-lahan saya merasa mulai lebih baik dan bisa beraktivitas seperti biasa. 

Akan tetapi setiap saya ingin berangkat sekolah tiba tiba badan saya menjadi lemas dan tidak sadarkan diri, itu terus berulang setiap kali saya ingin berangkat ke sekolah. Jika dinalar, mana mungkin ada penyakit medis yang menumbulkan efek seperti itu yang kambuhnya hanya disaat ingin berangkat kesekolah.

Akhirnya saya dibawa ke rumah orang pintar atau sesepuh di desa saya, menurut sesepuh yang saya datangi tadi ada makhluk tak kasat mata penghuni sekolah yang mengikuti saya sejak kejadian perkemahan itu. perawakan makhluk itu tinggi besar, lebih besar dari ukuran manusia biasa, rambutnya lebat dan Panjang hingga menyentuh tanah, matanya merah menyala dan berpakaian seperti tokoh pewayangan dari golongan raseksa. 

Makluk itu ingin agar saya tidak bersekolah disitu, karena dia tidak menyukai saya dan karena ada sesuatu hal yang membuat dia merasa terusik jika saya bersekolah disitu.

 Berbagai cara sudah saya lakukan agar makhluk itu berhenti atau tidak mengikuti saya, mulai dari mendatangi orang-orang pintar, ustadz-ustadz, sampai ruqyah sudah saya lakukan tetapi makhluk itu tetap tidak mau pergi dan tetap mengikuti saya. Lalu paman saya yang tinggal di jawa memberi saran agar saya pindah sekolah disana, karena menurut menuturannya makhluk-makhluk seperti itu tidak bisa melewati air laut. Karena saya sudah tidak tau harus bagaimana lagi jadi saya menerima tawaran paman saya.

Setelah mengurus berkas untuk pindah sekolah akhirnya saya pindah ke jawa, awalnya disana saya dibawa ke beberapa podok pesantren. Disana saya meminta do'a-do'a dan amalan-amalan agar tidak diganggu makhluk tak kasat mata lagi. 

Disana saya tinggal bersama paman dan bibi dari ayah saya, rumah tinggal kami disana terletak diatas gunung dan udaranya dingin apalagi diwaktu malam hari suara angin diluar rumah seperti suara badai yang sangat kencang. 

Beberapa hari kemudian saya mendaftar di salah satu sekolah negeri disana yang jaraknya kurang lebih 7km dari tempat tinggal saya disana, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk mendapatkan teman disana karena anak-anak disana baik dan mudah untuk diajak berteman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun