Mohon tunggu...
Fahrul Sulaiman
Fahrul Sulaiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa universitas di Jakarta yang menuangkan ide/gagasan serta pengamatan yang saya lakukan terhadap fenomena yang terjadi pada sebuah goresan tulisan agar mampu mengedukasi pembaca sekalian.

Lahir di Jakarta, 14 November 2000 Keturunan campuran Sunda dan Betawi Hobi membaca dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Melalui Film Kartun di Negara Malaysia

22 Juni 2021   14:35 Diperbarui: 22 Juni 2021   14:45 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia. Pendidikan dapat membantu mengembangkan kapabilitas manusia agar mampu bertahan hidup dalam menghadapi segala perubahan zaman yang bergerak cepat. Oleh karena itu, pendidikan sangat memengaruhi kemajuan sebuah negara. Karakter manusia dapat terbentuk melalui pendidikan baik secara formal ataupun nonformal sejak dini. Pada umumnya, anak-anak usia dini mudah sekali menyerap informasi dengan cepat baik secara visual ataupun audiovisual. Oleh karena itu tontonan pada televisi dapat memengaruhi pola pikir anak.

Pada era ini, banyak sekalai beberapa industri film hanya mementingkan ratting semata kemudian abai akan nilai moral yang terkandung pada film. Anak-anak usia dini senantiasa disuguhkan tontonan kisah percintaan, seksualitas, perceraian, dsb. Akan tetapi, berbeda halnya dengan negara lain Negeri Jiran atau yang biasa kita kenal dengan Malaysia sebaliknya banyak sekali memberikan tontonan yang penuh nilai dan makna. Jika, berbicara mengenai Malaysia, hal pertama kali yang terlintas dalam pikiran pasti kebanyakan menyebut Upin dan Ipin.

Industri film kartun Malaysia banyak sekali terkandung pesan tersirat yang mengajak generasi mudah khususnya di Malaysia agar senantiasa bekerja keras dalam membangun Malaysia yang maju. Misal, pada film kartun upin dan ipin, serta film boboiboy. Pada kartun Upin dan Ipin di salah satu episodenya tentang “Menjual Rambutan Tok Dalang” mengajarkan anak-anak pada untuk memiliki semanagat jiwa kewirausahaan di usia dini.

Selain itu, kartun Upin dan Ipin juga mengajarkan anak-anak usia dini untuk mengejar impiannya sebagaimana pada episode "Upin dan ipn : Cita-Cita". Lalu, apabila diamati secara mendalam bahwa pada seerial kartun Upin dan Ipin mengajarkan arti dari persatuan dan pendidikan multikultural yang mana banyak teman-teman Upin dan Ipin berbeda agama, etnis, dan warna kulit yang tetap hidup rukun dan saling mengormati perbedaan yang merupakan keberagaman. Selain itu, upin dan ipin terbilang menjadi duta yang memperkenalkan kebudayaan Malaysia ke seluruh dunia. Misal, kita sering melihat pada serial upin dan ipn ketika sholat atau lebaran mengenakan baju koko dan celana panjang serta kain songket yang dililitkan pada bagian pinggang. Hal tersebut, tentu dapat menumbuhkan cinta akan budaya dalam negeri.

Bukan hanya film kartun Upin dan Ipin, Malaysia pun turut memproduksi serial kartun Boboiboy. Saya tertarik dengan episode kartun boboiboy tentang "Jagalah Bumi". Pada serial kartun tersebut, mengajarkan tentang cara mengurangi sampah guna meminimalisir terjadinya pemanasan global. Lalu, serial tersebut mengajarkan untuk melakukan pemisahan sampah anatara yang bisa didaur ulang dan tidak bisa diolah kembali. Alhasil, dengan tontonan tersebut dapat menumbuhkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sejak dini.

Kemudian, hal yang harus kita ketahui bahwa karakter-karakter yang diajarkan melalui film kartun tersebut sesuai dengan SDG (Suistanable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Maka dari itu, Indonesia setidaknya harus bisa mengambil sisi positif dari dunia industri film Malaysia. Karena, tidak bisa dipungkiri saat  ini sedikit sekali film Indonesia yang mengandung banyak nilai dan sehat dikonsumsi oleh semua kalangan usia. Oleh karena itu, pembangunan yang baik awalnya harus mengembangkan SDM nya terlebih dahulu. Salah satu media pengembangan yang dapat dilakukan melalui industri film yang dapat membangun karakter SDM menjadi manusia yang unggul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun