Mohon tunggu...
Fahrudin Rahakbau
Fahrudin Rahakbau Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya Fahrudin Rahakbau. saat ini domisili di kota Ambon. Ditengah kesibukan saya aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI), saya juga sedang menempuh study lanjutan di Institute Agama Islam Ambon (IAIN) Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI). Bagi saya menulis bagian dari merawat keabadian. Hoby saya membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Masyarakat Adat, Bagaimanakan di Masa yang akan Datang?

28 Januari 2023   14:02 Diperbarui: 28 Januari 2023   14:09 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Masyarakat Adat Suku Naulu Pulau Seram Maluku

Indonesia merupakan negara majemuk karena dianugerahi keberagaman suku, bangsa, dan budayanya. Lebih dari 300 suku dan masing- masing memiliki budaya dan ciri khas yang berbeda. 

Salah satu bagian penyusunan Indonesia sebagai negara multikultural adalah masyarakat adat yang merupakan kelompok yang memiliki sejarah asal-usul dan menempati wilayah adat secara turun-temurun. 

Masyarakat Adat memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial-budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mempertahankan keberlanjutan kehidupan masyarakat adat sebagai komunitas adat.

Dengan keanekaragaman budaya dari setiap daerah, tidak heran jika negara ini juga mempunyai beragam adat istiadat yang masih dilestarikan hingga saat ini. Adat istiadat dilakukan sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar, dan dari sinilah kekayaan budaya Indonesia semakin terasa. Setiap suku mempunyai adat dan tradisi yang berbeda - beda di tanah air tentunya tidak akan lepas dari keberadaan masyarakat adat.

Sebagai bagian dari keragaman bangsa Indonesia, masyarakat adat seharusnya hidup dilindungi dan dijamin oleh undang-undang.

Sejauh mata memandang, masih banyak masyarakat adat terancam akibat penguasaan tanah oleh para konglomerat bisnis, adapun dengan modus yang sama terkait pembangun hutan adat dan lahan terutama di wilayah desa -- desa.

Penguasaan tanah oleh  para  konglomerat adalah orang-orang yang penganut ekonomi liberal kapitalis. Mereka tidak pernah akan berfikir bagaimana nasib masyarakat dan dampak apa saja akan di alami ketika akan terjadinya proses eksploitasi terhadap masyarakat adat, tetapi mereka lebih melihat hanya keuntungan semata.

Gambar: Masyarakat Adat Suku Naulu Pulau Seram Maluku
Gambar: Masyarakat Adat Suku Naulu Pulau Seram Maluku

Masyarakat Adat Dalam Regulasi

Kondisi memprihatinkan yang dialami oleh masyarakat adat tidak sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun