Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Makan Ketupat di Indonesia

18 Mei 2021   11:47 Diperbarui: 18 Mei 2021   12:25 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Instagram @gradasigaleri

Paling banyak disajikan lebaran ke-8 sebagai penutup hari raya Idulfitri, digelar bersama-sama di Masjid atau Mushola sekaligus untuk doa dan selamatan karena telah menjalankan puasa Syawal. Biasanya puasa syawal dimulai dari lebaran ke-2 sampai ke-7 (selama enam hari).

Namun kupatan juga dilakukan sendiri, dengan cara dikirimkan ke para tetangga. Hal ini biasanya untuk pengiling iling (pengingat) untuk keluarga yang sudah meninggal sebagai pengganti ucapan minta maaf.

Kupat sendiri sering diidentifikasikan dari bahasa Jawa. Kupat/ ngaku lepat atau mengakui bahwa sebagai manusia pasti memiliki kesalahan, termasuk yang sudah meninggal dunia.

Lebih spesifik mereka yang menggelar kupatan biasanya adalah yang anggota keluarganya sudah meninggal, terutama suami, istri dan anak-anaknya.

Namun di era modern sekarang ini, ketupat sudah mengalami pergeseran makna dan dikenal hanya sebatas makanan, bahkan diperjual belikan. Tidak ada filosofi atau pemaknaan khusus selain menjadikan ketupat bagian dari hidangan khas Idulfitri.

Blitar, 18 Mei 2021
Ahmad Fahrizal Aziz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun