Mohon tunggu...
Fahrizal Muhammad
Fahrizal Muhammad Mohon Tunggu... Dosen - Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya

Energi Satu Titik

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadanku Tetap Ceria

25 April 2020   10:19 Diperbarui: 25 April 2020   10:31 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi fahrizal muhammad

Pertama, bagaimana pun kondisinya, target menjadi orang bertaqwa tetap prioritas. Tidak ada yang berubah. Justru hari ini, kita ditantang untuk menyiapkan bekal yang lebih. Kita harus semakin menguatkan rasa dan sikap husnudzan kepada Allah atas segala ketentuannya. Apa yang ditetapkan Allah pasti baik. Kita yakin Allah tidak akan pernah dzalim kepada hamba-Nya. Percayalah, Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kesanggupan kita. Oleh karena itu, mari kita yakini bersama, Allah akan menyelesaikan segala urusan ini dengan cara-Nya. 

Inilah saatnya kita memperbesar energi untuk memperdalam pengetahuan, pemahaman, dan mencoba mempraktikkannya dalam suasana yang belum pernah kita alami. Bukankah ini saatnya kita semakin mengakui dan menyadari bahwa tidak ada lagi tempat bergantung dan kembali selain kepada Allah? Bukankah ketika sholat berjamaah di masjid dibatasi, justru kita punya keheningan sempurna untuk membisikkan dzikir dan doa dalam penghambaan yang sebenarnya? Bukankah sekarang kita punya banyak kesempatan berasyik masyuk berdialog dengan Allah dalam kesendirian bermakna? 

Kedua, bila selama ini para ayah lebih sering menjadi makmum, inilah saatnya mereka menjadi imam yang sesungguhnya. Ada lima waktu sholat wajib. Ada sebelas rokaat Taraweh dan witir. Inilah panggung untuk para ayah. Sedikitnya, ada 17 rokaat dalam sehari yang bacaan surahnya harus jahr (6 rakaat sholat wajib dan 11 rokaat Tarawih). Kalau digunakan untuk menjadi imam selama Ramadan saja, sudah berapa surah harus mereka hapalkan? Masya Allah. Anda bisa bayangkan, bukankah ini kesempatan para ayah untuk menambah hapalan Al-Qur'annya? Selain itu, ini juga saatnya untuk para ayah dan anak lelaki belajar menyampaikan kultum sebelum Tarawih. Sungguh sebuah tarbiyah keluarga yang menantang.

Ketiga, inilah waktunya buku resep dikeluarkan dan dipraktikkan. Para ibu dan anak gadisnya punya waktu sangat leluasa untuk berkreasi dengan resep baru agar menu sahur dan berbuka tidak membosankan. Targetnya, tiap hari satu menu utama dan camilan. Olahan ikan dan daging bertemu dengan penyajian buah segar yang mengundang selera. Tentu mereka harus selektif menerima request dari seluruh anggota keluarga. Semua punya selera. Semua punya rasa. 

Keterampilan berencana dan budgeting pun dimainkan. Daftar menu tiga hari, misalnya. Mulailah mereka mendiskusikan, masakan apa yang ingin mereka buat dan bagaimana penyajiannya. Dengan begitu, mereka dituntut untuk mampu menyusun kebutuhan apa saja yang harus mereka siapkan dan beli di warung sayur dekat rumah. Tidak muluk-muluk, mereka hanya ingin sahur dan berbuka dalam masa PSBB ini dengan menu terbaik sesuai selera keluarga. Ah, betapa hangat dan semaraknya Ramadan tahun ini. Seceria itu juga kan Ramadanmu, Saudaraku?

Depok, 26 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun