Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Halo! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Aku seorang manusia pemula tengah mencoba mengabadikan dirinya dengan tulisannya. Semoga bermanfaat ces!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar dari Momentum Muktamar

19 November 2022   21:40 Diperbarui: 19 November 2022   22:29 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://muktamar48.id/logo-muktamar/

Dari momentum Muktamar kita dapat belajar tentang refleksi. Kita perlu refleksikan apakah kita sudah dapat disebut sebagai kader Muhammadiyah? Kader yang siap menghidupi, mencerahkan, dan memajukan? 

Apakah kita layak disandangkan dengan sebutan 'kader' itu sendiri? atau malah justru kita sebenarnya berjalan melenceng daripada jalan yang ditempuh Muhammadiyah? Patut untuk kita renungi, patutlah kita kembali bermuhasabah terhadap peranan kita di persyarikatan.  

Dari momentum Muktamar ini pula kita dapat belajar tentang persatuan. Ya, bersatu padu. Keindahan kebersamaan terlihat hangat dalam rajutan persyarikatan dan sangatlah perlu untuk dijaga bersama-sama. Karena dengan bersatu padu, kita semua sebagai kadernya jauh akan lebih kuat dan semangat dalam berkhidmat di Muhammadiyah.

Dari momentum Muktamar kali ini juga kita belajar tentang progresif-kolaboratif. Yakni kemampuan untuk terus berkembang dari masa ke masa sekaligus melakukan kolaborasi antar elemen yang solid. 

Karena kedepan, Muhammadiyah membutuhkan keterlibatan kekuatan internal dan eksternal untuk meneruskan pergerakan persyarikatan. Dinamisnya zaman, pun pesatnya perkembangan teknologi, dan problematika yang semakin hari semakin kompleks, membuat kita harus memiliki spirit untuk dapat terus berprogres dan berkolaborasi dalam berkhidmat di Muhammadiyah. 

Supaya persyarikatan juga mampu bersikap adaptif terhadap dinamisnya zaman. Jadi, harapannya eksistensi dan esensi Muhammadiyah dapat terus terjaga sepanjang masa. Karena tidaklah mudah untuk meneruskan perjuangan, dan tidaklah pantas untuk tidak melanjutkan perjuangan. "Jika ragu dan bimbang, lebih baik pulang" kata Jendral Sudirman." Jangan ragu, jangan bimbang, teruslah berjuang!" kata penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun