Mohon tunggu...
Fahrin Andiwijaya
Fahrin Andiwijaya Mohon Tunggu... Dokter - I aspire to inspire

Eudaimonia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbedaan Biologis, Rasisme, dan Imajinasi Kita

6 September 2019   00:22 Diperbarui: 7 September 2019   06:06 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Chambers dan Edinur, 2015,

Namun nilai dan norma hanya dapat berjalan jika ada unsur kepercayaan dalam skala populasi besar dan tanpa ada batasan jumlah. Kepercayaan terhadap sebuah imajinasi dikenal sebagai intersubjective reality.

Maka dari itu, karena konsep norma kesetaraan ini agar dapat terlaksana maka kepercayaan dalam skala populasi yang besar harus ada. Cerita mengenai pemahaman kesetaraan juga harus dapat dengan mudah dipercaya.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah menguak beberapa fakta mengenai karakter genetik populasi di Indonesia, secara obyektif memang terdapat banyak perbedaan yang nyata.

Akan tetapi perbedaan ragawi ini hendaknya digunakan sesuai kebutuhan dan dalam limitasi ilmu pengetahuan saja, serta tidak dijadikan sebagai dasar perbedaan hak dasar manusia yang bersifat kebatinan.

Oleh karena itu, memenuhi hak dasar manusia yaitu rasa kesetaraan harus menjadi sebuah kepercayaan universal. Manusia akan menjadi manusia dengan rasa percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun