Mohon tunggu...
Fakhri Ali
Fakhri Ali Mohon Tunggu... Politisi - Global Citizen - Survivor - Learner - Your Man

Catatan kecil yang memiliki arti besar. Menulis adalah terapi kehidupan, selain juga riwayat yg dirasa perlu terarsipkan. Namanya juga catatan •Ini semua hanya catatan, jika ada kesamaan nama, tempat, ataupun cerita, tentu hanya kebetulan semata. Sungguh tidak ada kesengajaan•

Selanjutnya

Tutup

Politik

IJP Guru Berpolitik Kami

11 Juli 2014   03:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:42 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya secara pribadi adalah simpatisan Partai Golkar, karena menurut saya Partai Golkar semenjak dipimpin oleh ARB banyak merubah arah Partai Golkar. ARB membawa Partai Golkar kearah partai modern, dengan melibatkan tokoh-tokoh kawakan mengisi struktural DPP Partai Golkar, jg menjadikan Partai Golkar sebagai Party of Ideas, terlebih ARB juga banyak melibatkan tokoh muda di struktural DPP Partai Golkar, salah satunya yaitu Indra J Piliang (IJP) yang ditunjuk menjadi Ketua Balitbang DPP Partai Golkar . Inilah yang melatarbelakangi akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada partai ini.

Saya sangat mengikuti perjalanan IJP selama menjadi Ketua Balitbang Partai Golkar, banyak hal yang ia lakukan. Saya juga mengikuti dia di media sosial dengan memfollow akun twitternya @IndraJPiliang. Satu hal yang saya lihat dari dia, dia selalu memberikan pendidikan politik kepada publik yang sangat baik walau kadang 'menyentil' orang - orang di partainya, tetapi tak jarang pula ia melakukan klarifikasi dan pembelaan atas pimpinan partainya ketika ada isu - isu yang ramai diperbincangkan di media sosial. Saya ingat sekali bagaimana ia klarifikasi soal Es Tebu, Pelesiran ke Maladewa, dan beberapa isu lainnya.

Setahu saya, IJP juga merupakan salah satu tokoh muda di Partai Golkar yang dekat dengan Ketum ARB. Saya lihat beberapa foto dia bersama rombongan ARB dalam kegiatan safari politik dan acara - acara lainnya yang ia posting di media sosial atau yang ia jadikan Display Picture di BBM. Saya yakin IJP sangat hormat pada ARB.

Loyalitas IJP ditunjukkan hingga Pileg berlangsung, dan Partai Golkar menempati urutan ke- 2 partai dengan perolehan suara terbanyak, dibawah PDIP. Bahkan hingga Rapimnas ke VI Partai Golkar saya lihat suasana itu masih terjadi, namun beberapa saat setelah itu semuanya berubah dan saya sangat kaget sekali atas keputusan yang diambilnya terkait Pilpres.

Kita semua tentu masih ingat adanya perpecahan di tubuh Partai Golkar menjelang Pilpres kemarin. Keputusan DPP Partai Golkar untuk mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden menuai penolakan dari para kader partai berlambang beringin itu, terutama para kader muda. IJP bahkan menjadi inisiator atas 'pembelotan' tersebut dengan membentuk FPGmI (Forum Paradigma Generasi Muda Indonesia) yang mendukung pasangan Jokowi - JK pada pilpres kali ini. Awalnya saya sangat kecewa pada beliau, tapi akhirnya beliau memaparkan alasannya melalui tulisan berjudul "Agar Jusuf Kalla tak sebatang Kara" yang ia posting pada website pribadinya. Dalam tulisannya IJP masih memuji sikap kepemimpinan ARB yang berani pasang badan atas tidak tercapainya target pada Pileg lalu. Setelah membaca tulisannya itu, saya bisa sedikit memahami pilihan politiknya, saya tahu bahwa IJP dekat dengan ARB namun ia juga dekat dengan JK, ia pernah berkata, "ARB abang saya, JK ayah saya". Dalam media sosial bahkan IJP enggan tuk memberikan komentar negatif terhadap pasangan nomor urut 1.

Sejak DPP Partai Golkar memutuskan mendukung Prabowo - Hatta, saya mencoba tuk taat pada keputusan organisasi, hal ini saya lakukan untuk belajar disiplin organisasi. Sampai pada tanggal 9 Juli dan sejak siang hari Quick Count bermunculan diberbagai media, perbedaan QC menarik perhatian publik dan banyak menjadi perbincangan di masyarakat. Singkat cerita, sampailah pada hari ini Kamis (10/7) terbongkar Lembaga - lembaga yang merilis QC dengan memenangkan pasangan Prabowo - Hatta itu tidak terdaftar di KPU dan dipertanyakan kredibilitasnya. Bukan itu yang menjadi soal buat saya sebenarnya, tetapi ketika menjelang buka puasa, FPGmI menggelar siaran pers di kawasan SCBD, Jakarta. Saya sangat kaget atas pernyataan IJP bahwa pilihan kader muda Partai Golkar ini sudah benar dan meminta DPP Partai Golkar meminta maaf. IJP juga dalam siaran pers tersebut menawarkan rekonsiliasi penuh dengan DPP Partai Golkar tetapi dengan syarat yaitu mengembalikan hak politik 3 kader Partai Golkar yang dipecat beberapa saat lalu.

Hal diatas sangat mengagetkan karena walaupun Jokowi - JK diperkirakan memenangkan Pilpres namun IJP dan kader muda Partai Golkar lainnya yang tergabung dalam FPGmI ini dengan rendah hati menawarkan rekonsiliasi tersebut. Saya pikir, disinilah kematangan dan kedewasaan berpolitik dari IJP bersama kader muda Golkar lainnya. Setelah perhelatan Pilpres usai mereka ingin kembali 'pulang kerumahnya' dan menata masa depan Partai Golkar.

Untuk saya pribadi, banyak hal yang bisa saya pelajari dari IJP. Beliau patut dijadikan guru berpolitik bagi kami kaum muda. Selamat berjuang kembali bersama kami, Uda Indra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun