Seketika Beni melihat keduanya bertambah renta. Entah kenapa baru kali ini dia menyadari kulit ayahnya yang terbakar legam oleh matahari, tulang pipinya yang keriput serta rambut yang sudah memutih, panjang dan tidak terurus. Sementara di sisi lainnya ibu yang yang setiap hari berjalan keliling kampung badannya sudah membungkuk dan semakin rapuh. Air mata mengalir tanpa henti dari kedua pelupuk mata Beni.
“ Ayah,,, Ibuuu,,, aku pasti akan lulus sekolah. Meski tidak di tahun ini, tahu depan pun tidak mengapa. Andai ayah dan ibu memberi maaf untukku aku akan sangat bersyukur. Bila tidak pun, maka aku berjanji suatu hari nanti aku akan mendapatkan maaf dan restu dari ayah dan ibu “ ujar Beni dengan terbata – bata
“ Mulai sekarang, aku akan membatu ayah dan ibu “ sambung Beni dengan berurai air mata
Tamat    -