Mohon tunggu...
Fahri Arsyad Maulana
Fahri Arsyad Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Hobi saya membaca, menggambar, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan yang Tak Pernah Datang di Awal

30 November 2022   20:20 Diperbarui: 30 November 2022   20:32 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raut muka ibu tampak sedih namun hanya terdiam sambil menatap ayah yang sedang membantu membungkus kue.
“ Biar ayah yang pergi ke warung bu “ ujar ayah kepada ibu yang sedang berjalan lesu.
Sementara itu di luar rumah Beni berjalan menuju tempat dia dan teman – temannya janjian. Saat melewati taman Mekar Sari, Beni berpapasan dengan seorang anak yang hampir seumuran dengannya. Anehnya anak itu terus melotot melihatnya.

Beni tidak menghiraukan dan terus berjalan hingga melihat pedagang bakso mangkal di depannya.
“Krruuuukkkk…” bunyi perut Beni nyaring setelah mencium aroma bakso yang hinggap di hidungnya.
“ Mas,,, bakso nya satu mangkok ya…. “ pinta beni kepada penjual bakso.

“ Siappp… sepuluh ribu ya…” jawab tukang bakso.
Beni menerima semangkok bakso yang mengepul. Ia menambahkan saus tomat, kecap dan 5 sendok cabe merah karena ia memang suka sekali makanan pedas. Namun tidak disangka baksonya terlalu pedas sehingga ia sampai berkeringat dan bibirnya menjadi merah.

Setelah menerima uang dari Beni, tukang bakso berlalu mendorong gerobaknya. Tinggallah Beni duduk seorang diri yang tengah kekenyangan karena terlalu banyak minum air untuk menghilangkan rasa terbakar di mulutnya.
Tidak lama teman – teman nya datang dan mereka main game online bersama – sama.
“ Aduuuhhhhh…  “ tiba – tiba Beni meringis kesakitan. Perutnya serasa berputar – putar dan tidak tahan untuk buang air besar. Beni berlari ke toilet umum secepat mungkin. Teman  - temannya tertawa melihat tingkah Beni.

“ UUhhhh… leganyaaaa “ ujar Beni setelah selesai buang air besar
Serta merta dia berlari kembali menuju teman – temannya karena tidak sabaran melanjutkan permainan.
“ Bruukkkk… Aduuuhhhh!!! “
Beni bertabrakan dengan anak yang tadi berpapasan dengannya.

Makanan anak itu tumpah mengotori baju Beni.
Beni sangat marah dan membentak anak itu.
“ Wooiiii… lu jalan pake mata ya!!!” bentak Beni
“ Ehhhh… lu hati – hati ngomong ya! Lu yang nabrak gue! “ balas anak itu dengan sengitnya

Berawal dari adu mulut hingga keduanya semakin panas dan saling memukul.

Entah darimana segerombolan anak jalanan datang dan ikut – ikutan memukul Beni. Bersenjatakan kayu dan batu mereka bersiap – siap menghajat Beni habis – habisan. Beruntung teman – teman Beni menyadari insiden itu dan berhamburan datang memberikan bantuan. Terjadi tawuran antar kelompok remaja itu.

Melihat kejadian itu para pejalan kaki histeris dan berteriak meminta bantuan. Tidak lama kemudian satpol PP datang dan melerai tawuran itu. Malang bagi Beni dan lawannya yang tidak sempat melarikan diri karena tidak mau dilerai oleh teman – temannya yang mengingatkan untuk segera kabur. Mereka berdua dibawa oleh para satpol PP untuk diamankan.

Berita perkelahian ini sampai ke pihak sekolah dan Beni yang seminggu lagi akan ujian akhir sekolah dikeluarkan dari sekolah. Penyesalan bagi Beni karena di saat teman – temannya segera merayakan kelulusan namun dia malah tidak diizinkan lagi bersekolah di sana.

Berbagai usaha dilakukan oleh kedua orang tuanya agar Beni bisa mendapatkan sekolah baru sebelum ujian akhir dilaksanakan. Meski sudah berusaha memohon bantuan kepada kenalan mereka tapi tidak ada yang bisa membantu.
“ Mungkin tahun ini kamu tidak akan bisa lulus seperti teman – teman mu. Ayah dan ibu sudah berusaha “ ujar ayah yang tertunduk dalam di kursi depan. Sementara ibu terduduk lemas tak berdaya sambil meneteskan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun