Mohon tunggu...
Fahri Ardiansyah
Fahri Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis -

Menulis adalah cara terbaik mengabadikan peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menakar Kekuatan Politik Pilgub Sulsel 2018

12 April 2018   09:38 Diperbarui: 12 April 2018   09:48 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : merdeka.com

Tinggal menunggu waktu, periode ketegangan berebut kursi panas Gubernur Sulawesi Selatan akan digelar. Kematangan demokrasi sebentar lagi diuji dalam satu kontestasi politik lima tahunan. Sosok petarung dan yang layak bertarung kini semakin mencuat ke permukaan. Digiring melalui sederetan opini masif dan bahkan eksesif. Siapakah mereka ? calon penunggang tahta tertinggi tanah Sulsel.

Sejak era reformasi, gemuruh politik tanah air sukses menghadirkan babak baru. Pelimpahan kewenangan politik ke daerah mengisyaratkan masyarakat memilih pemimpin daerah secara demokratis, tanpa adanya intervensi pusat layaknya rangkaian pilkada di tahun-tahun silam. Masyarakat daerah kini berdaulat atas politik daerah. Memegang tumpuan penting memilih kesejehteraan melalui tangan pemimpin yang dipilihnya dibalik bilik suara.

Masih lekat dalam ingatan, Iringan kemenangan Gubernur Syahrul Yasin Limpo lima tahun lalu. Perolehan 52,42 % suara mengukuhkannya sebagai pemimpin Sulawesi Selatan kala itu. Namun, tak terasa tahun berganti tahun dan sebentar lagi pertaruhan politik kembali tersaji melalui dinamika politik yang sangat cair. Sejumlah nama dari tokoh-tokoh Sulsel pun bermunculan mewarnai pertarungan empat kandidat yang masing-masing memiliki keunggulan tak sedikit. Mereka adalah Nurdin Halid-Aziz Qahar Mudzakkar, Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaeman, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.

Realitas perpolitikan Indonesia yang menerapkan sistem multipartai, tentu saja memberi kesan makna bahwa tugas prioritas kandidat tidak hanya sekedar memberi janji kesejahteraan bagi masyarakat pra-pemilihan melalui program kebijakan. Tetapi, juga harus aktif secara kompetitif menarik perhatian partai-partai politik melalui keterhubungan visi dengan parpol pengusung. Politik tidak hanya soal pencoblosan surat suara. Namun, penjejakan dan komunikasi politik merupakan hal terpenting dalam upaya memperoleh kekuasaan politik. Hal itulah yang mengantar para kandidat senantiasa melakukan lobi politik secara horizontal dan vertikal.

Peta Kekuatan Politik

Dalam pentas politik Sulsel, memahami kekuatan politik para calon bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan analisis mendalam terhadap seluruh aspek yang saling terkait, baik dari faktor partai politik, geopolitik, perilaku politik, patron-klien dan kondisi sosial-budaya demokrasi di Sulawesi Selatan. Keberadaan ini akan mendasari kecenderungan sikap politik yang menghasilkan konasi masyarakat dalam pemilihan kedepan.

Dalam ihwal kepartaian, koalisi partai politik menjadi instrumen untuk membangun kekuatan politik, termasuk di daerah. Tidak melulu mengikuti koalisi pusat, tetapi koalisi dapat terbentuk dari adanya nilai-nilai bersama, tujuan politik yang sama dengan adanya konsensus dan kontrak politik. Apalagi dalam segmentasi kekuasaan politik daerah, faktor geopolitik akan sangat menentukan untuk mengukur batas-batas dari kekuatan masing-masing kandidat.

Geopolitik merupakan kajian kontemporer hasil perkembangan ilmu geografi dan politik yang merujuk pada hubungan antara politik dan teritori. Pola ini berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dan pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik. Fokus kajian geopolitik salah satunya menyangkut dinamika pemilihan umum.

Jika menelisik aspek geopolitik dalam ranah pilgub sulsel, sepenuhnya tidak bisa dilepaskan dari hubungan keterikatan masyarakat dengan wilayahnya masing-masing. Apalagi sejarah politik sulsel mencatat, sejak bergulirnya reformasi, persoalan geopolitik merupakan isu yang cukup seksi guna mendulang pundi-pundi suara. Ini berarti, perkembangan narasi seputar isu geopolitik masih akan terlihat populer diperbincangkan di setiap sudut wilayah bahkan menyentuh sela-sela ruang warung kopi.

Berdasarkan data yang dihimpun di situs KPU, menempatkan beberapa daerah dengan pemilih terbanyak berdasarkan wilayah, diantaranya Makassar, Bone, Gowa, Wajo, Jeneponto dan seterusnya. Daerah ini, dalam cakupan geopolitik, akan dipandang menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan.

Namun, perkembangan kekinian, peta geopolitik Sulsel dikenal dengan adanya wilayah seperti Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo dan Sinjai), Ajatappareng (wilayah sekitar Danau Sidenreng) masuk daerah, Parepare, Sidrap, Pinrang dan Barru. Wilayah Luwu Raya dan Toraja serta wilayah Selatan Selatan Sulsel (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar Bulukumba). Dalam pemilihan gubernur Sulsel, peta geopolitik pasangan calon memiliki basis kuat di masing-masing teritori. Meskipun diketahui, terdapat pula wilayah yang memiliki basis massa saling beririsan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun