Mohon tunggu...
Fahri Ali Ashofi
Fahri Ali Ashofi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak masa lalu

Fahrialiashofi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisruh Politik: Demokrat Bukan yang Pertama dan Terakhir

8 Maret 2021   03:03 Diperbarui: 8 Maret 2021   06:44 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Kebangkitan Bangsa menjadi partai dengan kaum Nahdiyin terbanyak yang bergabung ke dalamnya, mengungguli partai Islam lainnya seperti PPP dan PKS. 

Walaupun kader PKB banyak di isi dari kaum Nahdiyin, panggung politik tetaplah politik. Meminjam kebanyakan politikus yang mengatakan bahwa yang abadi dalam politik adalah kepentingan. 

Kepentingan politik itu dibuktikan dengan adanya dualisme kepemimpinan di tubuh PKB. Berlatar belakang dari kisruh politik masa kepemimpinan Matori Abdul Djalil yang di pecat oleh Gus Dur. Matori di masa itu dianggap kerap mengundang konflik di tubuh PKB dengan secara terbuka mendukung Megawati sebagai presiden. 

Selain Matori, kader-kader yang dirasa Gus Dur tidak pro dengan dirinya juga ikut di pecat seperti Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf. Alasan pemecatan itu oleh Gus Dur karena keduanya menerima tawaran dari SBY (presiden) masuk dalam Kabinet Indonesia Era Bersatu. 

Tak lama kemudian tahun 2005, giliran Muhaimin sekarang Gus Ami yang dipecat Gus Dur karena dianggap terlalu dekat dengan istana. 

Pengaruh Muhaimin di PKB yang sudah besar, berimbas kepada perlawanan yang dilakukan oleh gerbong Muhaimin di sejumlah daerah dan menjadikan kubu Muhaimin bersatu menjadi satu kekuatan melawan gerbong Gus Dur. 

Sejumlah strategi dilakukan oleh kubu Muhaimin untuk mendapatkan posisinya. Diantaranya yaitu dengan memainkan media online untuk mendapatkan dukungan dan simpatisan masyakarat Nahdiyin. Selain itu, kubu Muhaimin juga menggalang kekuatan darah dengan mendekati sejumlah kyai yang dianggap berpengaruh dan mampu berkompromi dengan dirinya. 

Puncaknya yaitu dualisme kepemimpinan pun terjadi antara kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin. Masing masing kubu melakukan Muktamar Luar Biasa (KLB) di masing-masing daerah. Muhaimin segera menggelar MLB di Hotel Mercure Ancol sehari setelah MLB kubu Gus Dur yang digelar 30 April-1 Mei 2008 di Parung, Bogor.

Masing-masing menggelar MLB dengan versinya sendiri. Kubu Cak Imin menetapkan Cak Imin sebagai Ketua Umum dan Sekjen Lukman Edy menggantikan Putri Gus Dur Yenny Wahid. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga digeser, digantikan oleh KH Aziz Mansyur. 

Konflik kedua MLB itu berujung di meja hijau. Mulai dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hingga ke Mahkamah Agung. Akhirnya, kepengurusan Cak Imin yang dianggap sah

Sesungguhnya selain empat partai politik yang saya sebutkan di atas, partai-partai lain seperti PAN, HANURA, BERKARYA juga tidak lepas dari adanya dualisme kepemimpinan. Mereka pernah merasakan konflik yang melanda internal partai politik masing masing-masing.  Sedangkan partai politik yang belum merasakan konflik dualisme kepemimpinan ialah NasDem dan Gerindra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun