Kurang pegawean banget kalau orang Ngapak bilang. Yang artinya kurang kerjaan banget.
Yah itulah aku, yang setiap minggu aku lakukan. Di tengah kesibukan memanjakan diri sendiri. Ingin rasanya menghilangkan jenuh, melepas rutinitas, menghilangkan pemandangan yang bening-bening untuk tetap menjaga kesehatan mata.Â
Namun kondisi dompet tak bersahabat tetapi pikiran dan jiwa ingin dibasuhi,berkreasi dan mencari tantangan baru dan wawasan baru. Petualangan solusinya, karena setiap petualangan adalah kepindahan yang akan ikut menumbuhkan aku sebagi seorang dewasa.Â
Hari Jum'at, 26 Februari 2021 semoga dapat menginspirasi anda untuk berpetualang di negerinya orang. Â Selamat berhalusinasi.Â
Pukul 14.00 aku berangkat dari kost di Pamulang 1 dekat mitra 10 untuk menuju ke stasiun terdekat Sudimara. Perjalanan  dari Mitra 10 ke stasiun Sudimara kurang lebih 30 menit dengan ongkos grabnya 20 K.Â
Setelah sampai di stasiun, bergegas memesan tiket KRL sekali jalan untuk tujuan Tanah Tinggi, Tanggerang dengan harga 15 K.Â
Ngomongin Sudimara kalau gak tau sejarahnya lucu ya!Â
Sudimara merupakan stasiun kereta api yang sangat terkenal karena merupakan tempat bermulanya Tragedi Bintaro yang merupakan kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah transportasi modern Indonesia.
Menurut sumber sejarah, tragedi Bintaro terjadi pada hari Senin pagi, 19 Oktober 1987, menjadi tanggal tak terlupakan dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Kecelakaan itu bermula dari kelalaian petugas stasiun yang tidak mengecek kondisi stasiun dengan memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung. Padahal tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran karena tidak ada jalur yang kosong di Stasiun Sudimara.Â
Dikutip dari sejumlah sumber, lokasi kecelakaan berada pada Km 17+252 lintas Angke--Tanahabang--Rangkasbitung--Merak. Lokasi tersebut berada pada tikungan S yang diapit Jalan Tol Jakarta--Serpong di barat dan Jalan Tol T.B. Simatupang di timurnya. Lokasi ini juga terletak sekitar 1,5 km di sebelah barat daya TPU Tanah Kusir.
