Mohon tunggu...
Fahmi Mumtaz
Fahmi Mumtaz Mohon Tunggu... profesional -

A Central Banker & Certified Independent Personal Financial Planner. RFA from IARFC and IT ITB Graduate. Love to share bout his job, investment n financial planning matters.\r\n\r\nhttp://fahmimumtaz.com\r\nhttp://www.fahmimumtaz.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

#FinInsight Financial Planning for First Jobber

21 Februari 2012   04:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:23 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13298032651764287254

[caption id="attachment_172535" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

First Jobber adalah golongan yang baru saja mendapatkan pekerjaan pertamanya. Itu kata kebanyakan orang. Namun dalam tulisan ini, yang saya maksud dengan first jobber tidak terbatas pada seseorang yang memperoleh pekerjaan pertama di suatu perusahaan, tapi juga golongan mereka-mereka yang baru saja memiliki pendapatan bukan dari bekerja tetap di suatu perusahaan. Mungkin saja mereka mendapatkan pekerjaan dari usaha sendiri atau yang lainnya. Tadinya saya ingin mencari istilah lain yang lebih sesuai, mungkin saja first earner. Tapi untuk alasan kepraktisan, saya tetap menggunakan istilah first jobber. Tapi ingat, first jobber di sini tidak terbatas adalah golongan yang memperoleh perkerjaan tetap pertama di suatu perusahaan, yang penting mereka telah mendapatkan penghasilan pertama.

Namun dalam tulisan ini, yang saya maksud dengan first jobber tidak terbatas pada seseorang yang memperoleh pekerjaan pertama di suatu perusahaan, tapi juga golongan mereka-mereka yang baru saja memiliki pendapatan bukan dari bekerja tetap di suatu perusahaan, yang penting mereka baru saja memperoleh pendapatan.

Let us begin talking about : Financial Planning for First Jobber.

Salah satu dilemma terbesar dari First Jobber, yang juga merupakan anugerah dan langkah maju, adalah memiliki penghasilan, yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan. Coba bayangkan, dari sebelumnya tidak punya penghasilan, “tiba-tiba” ada penghasilan yang mereka dapat. Jika tidak hati-hati, mereka bisa jor-joran beli sana- beli sini yang belum tentu menjadi kebutuhan mereka. And once this has become their habbit, it would jeopardize their financial condition. So mari kita mulai berbenah dari sekarang. Mumpung perjalanan mengelola keuangan baru saja akan kita mulai. Better be prepared! Here are some #FinInsight for you First Jobber!

Anggap Pajak Penghasilan (Pajak Gajian Pertama) Pertama Sebagai Salah Satu Bentuk Investasi. Indonesia adalah negara penuh pajak. Dari pajak yang memang diwajibkan oleh negara, sampai pajak yang diwajibkan oleh lingkungan sekitar. Salah satu pajak yang diwajibkan oleh lingkungan sekitar ya ini: Pajak Penghasilan Pertama aka Gajian Pertama. Tapi jangan alergi dulu. Pajak ini ada manfaatnya kok. Bahkan manfaatnya bisa lebih kita rasakan secara langsung daripada pajak yang kita setorkan kepada negara *eh*. Dengan kita membayar pajak ini, kita dapat menjaga, mungkin malah menambah, relationship kita dengan teman-teman kita, yang mungkin kedepannya akan lebih longgar karena kesibukan masing-masing. Jadi anggap saja pajak ini sebagai investasi yang bisa menjadi wadah untuk kita berkumpul bersama teman-teman.

Cuman ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Hal pertama, Sesuaikan besar pajak penghasilan pertama ini dengan penghasilan kita. Jangan paksakan untuk mentraktir sesuatu yang terlalu mahal untuk ukuran penghasilan kita hanya karena gengsi. Hey, gengsi gak bisa menghidupkan kita dalam beberapa hal. Salah satunya ya ini. Hal lainnya adalah, Jangan Lupakan Jatah Minimal 2,5% Disalurkan Kepada Yang Berhak. Sudah bayar pajak penghasilan pertama tidak menggugurkan keharusan menyalurkan jatah minimal 2,5% dari penghasilan kita kepada yang berhak. Jadi jangan sampai lupa. Yang ini investasinya lebih dahsyat kok. Percaya deh. Masa pajak penghasilan pertama mau kita bayar, yang ini gak mau. Ayo jangan lupa salurkan!

Pilih Pembuktian Diri Yang Bermanfaat Bagi Anda. Beberapa dari kita, saat memiliki penghasilan, ingin membuktikan diri kepada pihak-pihak tertentu dengan sesuatu yang terlihat. Pihak-pihak tersebut bisa orangtua, teman-teman, lingkungan sekitar atau yang lainnya. Sesuatu yang terlihat itu bisa kendaraan, rumah, gadget, dan lainnya. Alasannya bisa bermacam-macam. Tapi sedikit atau banyak, salah satu alasannya adalah EGO. Hal ini bukanlah buruk. Tapi coba dipikirkan lagi. Apakah pembuktian diri yang dikejar memang bermanfaat bagi kita? Apakah dengan membeli gadget terbaru yang harganya selangit itu akan menambah produktivitas kita? Atau hanya untuk memuaskan ego kita saja? Lebih baik kita melakukan pembuktian diri dengan sesuatu yang lebih bermanfaat seperti: kendaraan yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas kita, membeli rumah yang nantinya dapat menjadi rumah tinggal, atau memberikan bea siswa kepada anak yatim piatu. Memuaskan ego memang penting. Tapi alangkah lebih baik jika pemenuhan ego itu disertai manfaat, setidaknya untuk diri sendiri, apalagi untuk lingkungan sekitar.

Catatlah Penghasilan dan Pengeluaran yang Dimiliki.Mengetahui besarnya penghasilan dan pengeluaran yang dimiliki sangat penting untuk melakukan Financial Planning. Bahkan hal tersebut adalah fondasi utama dalam melakukan perencanaan keuangan. Mencatat penghasilan itu mudah. Tapi mencatat pengeluaran luar biasa sulitnya. Butuh keinginan yang kuat dan ketekunan untuk melakukannya. Agar lebih mudah, kita dapat memanfaatkan teknologi seperti yang telah disediakan oleh @ngaturduit.

Tetapkan Impian yang Ingin Dicapai Dalam Hidup.Impian adalah motivasi terbaik. Namun impian itu akan tetap menjadi impian apabila tidak kita rencanakan dan mengejarnya. Apabila sudah memiliki impian, ubahlah impian itu menjadi tujuan. Tujuan adalah impian yang telah memiliki target spesifik. Target spesifik itu minimal adalah harga dan kapan waktu pemenuhannya. Lebih banyak faktor spesifiknya, makin baik. Kita beraktifitas yang produktif, sebagain besar adalah untuk memnuhi impian-impian kita dalam hidup. Buat apa kita beraktifitas produktif jika pada akhirnya kita tidak dapat memenuhi impian-impian kita itu. So buatlah list impian Anda sekarang!

Untuk lebih jelasnya contoh tujuan adalah sebagai berikut:

1 tahun berpenghasilan : Menikah dengan budget Rp 50 juta.

2 tahun berpenghasilan : Memiliki rumah sendiri di daerah bogor seharga Rp 400juta.

4 tahun berpenghasilan : Memiliki mobil sendiri seharga Rp 150 juta.

6 tahun berpenghasilan : Berangkat haji dengan ONH plus.

Dll.

Buatlah Financial Plan untuk Mengejar Semua Tujuan Anda. Setelah menentukan impian, buatlah financial plan untuk anda sendiri sebagai panduan memenuhi semua tujuan anda. Hal ini sangat penting agar kita tahu berapa banyak dari penghasilan yang harus kita alokasikan untuk mengejar semua tujuan dan ke produk investasi yang mana. Jika salah nominal atau milih produk, bisa-bisa tujuan-tujuan kita itu bisa melayang. Nominal harus tepat, jangan lebih, apalagi kurang. Dengan membuat financial plan pun mungkin tidak semua tujuan dapat kita penuhi, tapi bayangkan apabila kita tidak punya financial plan? Manfaat lainnya, kita jadi tahu berapa target kita memperoleh penghasilan untuk memenuhi semua tujuan-tujuan kita tanpa kita harus mengorbankan gaya hidup sehari-hari.Buat apa kita berinvestasi kalau tidak membuat kita tenang dalam menggunakan duit kita? Buatlah sendiri Financial Plan Anda. Namun jika tidak ada waktu atau membutuhkan keyakinan lebih, jangan ragu untuk menggunakan jasa Financial Planner. Sudah banyak golongan pemuda, termasuk first jobber, yang menggunakan jasa financial planner. Mereka tidak takut membayar untuk menggunakan jasa mereka karena mereka tahu bahwa yang dibayarkan adalah kecil jika dibandingkan manfaat yang didapatkan.

Act Now! Mulailah sekarang. Buat segera financial plan Anda. Karena semakin Anda menunda untuk membuat Financial Plan dan mengaplikasikannya, semakin sulit pula tujuan Anda dapat terpenuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun