Mohon tunggu...
Fahmi Muhammad
Fahmi Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University Purwokerto

Mahasiswa Telkom University Purwokerto Kelas S1 TI - 08 A Fahmi Muhammad 102082400041

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edukasi tentang Pengelolaan Sampah

11 November 2024   12:29 Diperbarui: 11 November 2024   12:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/muhammad47327

                                                                                           Edukasi pengelolaan sampah rumah tangga 

Penanganan sampah yang kurang terkelola dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak keindahan. Membuang sampah di tempat terbuka akan mencemari tanah dan merusak saluran air tanah. Hal ini dapat terjadi akibat penumpukan sampah atau pembuangan sampah sembarangan. Pembakaran sampah akan menyebabkan polusi udara. Bertambahnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat mendorong peningkatan produksi dan konsumsi di masyarakat. Ini menyebabkan peningkatan jumlah, jenis, dan variasi karakteristik tumpukan sampah. Cara paling efektif untuk mengatasi masalah sampah adalah dengan mengurangi jumlah dan tingkat keberacunan sampah yang dihasilkan. Namun, karena keinginan untuk meningkatkan standar hidup, manusia telah meningkatkan tingkat konsumsi dan menghasilkan lebih banyak sampah. Informasi dari penelitian menyatakan bahwa cara masyarakat mengelola sampah saat ini adalah dengan hanya membuang dan membakar sampah di rumah masing-masing. Tanpa disadari, masih tersedia beberapa bahan sampah yang dapat diubah menjadi produk baru untuk memperindah lingkungan permukiman dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Sampah harus dikelola dengan baik agar memiliki nilai tambah, bisa didaur ulang, dan tidak mencemari lingkungan. Agar permasalahan sampah bisa diminimalisir, diperlukan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Salah satu cara mengurangi dampak negatif sampah plastik bagi lingkungan adalah dengan menerapkan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip 3R meliputi pengurangan penggunaan (reduce), penggunaan kembali barang (reuse), dan daur ulang (recycle). Namun seringkali orang belum menyadari untuk melakukan itu. Sampah plastik harus didaur ulang untuk dijadikan barang jualan yang baru. Sejalan dengan tujuan SDGs, yaitu mengatur dan melindungi ekosistem laut dan pantai dari polusi darat, serta meningkatkan kesadaran tentang dampak pengasaman lautan dan perlindungan serta penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan melalui hukum internasional, juga akan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh samudera kita. (http://sdgs.bappenas.go.id). Tanggung jawab atas pengelolaan sampah harus dimulai dari unsur yang paling kecil yaituanggota masyarakat. Setiap orang harus diberikan edukasi agar memiliki kesadaran pentingnyapengelolaan sampah demi kelestarian lingkungan selain mendapatkan nilai tambah dari sampahyang dikelola. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam menjaga kondisi lingkungannyasangat diperlukan guna keberlangsungan kehidupan bermasyarakat di dalam jangka waktu yangpanjang serta menambah nilai produk yang berasal dari bahan sisa.Masyarakat juga perlu diberi kesadaran akan dampak buruk jika membuang sampah sembarangan. Faktanya, masih banyak warga masyarakat kota Bengkulu yang membuang sampah rumah tangga di pinggir jalan ataupun median jalan dan tertangkap oleh petugas karena ada warga yang memvideokan perbuatannya (https://mediabengkulu.co/warga-kelurahan-sumber-jayatertangkap- basah-buang-sampah-sembarangan).

Untuk mengatasi masalah sampah di Kota dan Desa, pendekatan edukasi dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, dan praktek langsung dengan kelompok sasaran seperti ibu dan bapak di Desa maupun Kota. Edukasi yang akan mencoba di lakukan 

Menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik adalah cara yang baik untuk menjaga kebersihan lingkungan. Itu juga membantu menjaga lingkungan tetap sehat. Tempat sampah ini akan membantu dalam mengatur sampah dengan lebih teratur dan mempermudah daur ulang. Berikut langkah-langkah yang dapat diikuti untuk memastikan program ini berjalan dengan baik:
1. Persiapkan tempat sampah dengan label yang mudah dibaca: Buatlah wadah sampah yang berbeda dan beri label yang jelas untuk membedakan sampah organik dan non-organik. Contoh, gunakan warna hijau untuk sampah organik seperti sisa makanan, dedaunan, dan bahan yang mudah terurai. Gunakan tempat sampah berwarna biru atau warna yang mudah dikenali untuk sampah non-organik seperti plastik, kertas, dan kaleng.

Pembuatan brosur, pamflet, dan poster tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) penting untuk menjangkau masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang menjaga lingkungan. Media ini tidak hanya untuk memberikan informasi, tapi juga untuk membuat orang lebih sadar dan termotivasi untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah di lingkungan mereka. Langkah-langkah untuk menyukseskan program ini secara maksimal adalah sebagai berikut:

2. Membuat desain brosur, pamflet, dan poster menarik dan informatif sangat penting. Desain visual yang menarik akan membantu orang memahami dan mengingat informasi yang disampaikan. Desain menarik dapat menggunakan warna-warna cerah dan gambar ilustratif untuk memperkuat informasi. Pastikan font yang digunakan mudah dibaca dan hurufnya cukup besar. Ini membantu agar teks lebih mudah dibaca. Setiap media harus menjelaskan konsep 3R secara singkat namun jelas.

Mengajarkan orang-orang memisahkan sampah organik dan non-organik serta menggunakan sampah organik dari rumah mereka untuk membuat pupuk adalah langkah yang sangat bermanfaat. Langkah ini akan menolong menjaga lingkungan tetap bersih dan memberikan kesempatan untuk menciptakan peluang ekonomi dengan menggunakan sampah sebagai sumber nilai tambah. Langkah-langkah untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat dalam pemilahan sampah dan pembuatan pupuk dari sampah organik:

3. Pengenalan Konsep Dasar Pemilahan Sampah: Pendidikan dimulai dengan penjelasan tentang betapa pentingnya memilah sampah untuk melindungi lingkungan. Edukasi masyarakat tentang beda sampah organik dan non-organik. Sampah organik adalah jenis limbah yang bisa hancur dengan sendirinya, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan dedaunan. Sampah non-organik terdiri dari bahan yang membutuhkan waktu lama untuk terurai, seperti plastik, kaca, logam, dan kertas yang tidak dapat didaur ulang. Pemahaman ini penting agar masyarakat mengetahui langkah pertama dalam mengelola sampah.

Sebagai penutup, kita perlu mengerti bahwa mengelola sampah dengan baik dimulai dari hal-hal kecil seperti memilah sampah di rumah. Dengan memisahkan sampah menjadi organik dan non-organik, serta mengubah sampah organik menjadi pupuk, kita bisa menjaga kebersihan lingkungan dan membantu ekosistem. Program pengelolaan sampah ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesehatan lingkungan. Diharapkan dengan terus melakukan edukasi dan sosialisasi, kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan akan terus meningkat. Ayo kita anggap pengelolaan sampah sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari kita, karena menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan mulai sekarang untuk masa depan yang lebih hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun