Mohon tunggu...
Fahmi Fahmi
Fahmi Fahmi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Peneliti, Senat Akademik

Dosen, Peneliti, Senat Akademik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Have It Done Versus Get It Delivered

5 Agustus 2020   07:40 Diperbarui: 5 Agustus 2020   07:43 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis bukan ahli manajeman. Ini perlu digarisbawahi supaya nanti tidak dituding-tuding bicara yang bukan bidangnya. Hanya mengamati dan mengalami, sedikit menjalani di level manajemen terendah sebuah perguruan tinggi. 

Tapi istilah ini menarik: Have It Done versus Get It Delivered. Dua terms yang bisa secara jelas membedakan kualitas level manajemen, secara gamblang mengukur efektivitas sebuah kepemimpinan.

Contoh simpel, ketika anda minta sekretaris anda menghubungi seorang profesor untuk kesediaannya memberikan guest lectures -- misalnya, maka yang dilakukan si sekretaris mengirimkan email atas nama anda, itu artinya she has it done. 

Tapi belum tentu delivered. Berpuas diri hanya menyatakan SUDAH mengirimkan email tanpa memastikan sang profesor benar-benar menerima dan mendapatkan email tentu hal yang berbeda. 

Ketika proses konfirmasi kemudian dilakukan, mendapatkan feedback atau apapun caranya untuk memastikan memang si profesor menerima dan merespon email tersebut, di situ baru dikatakan she got it delivered. Ketika purpose dan tujuan dari suatu kegiatan itu tercapai dan bukan hanya sekedar sudah berproses sudah dikerjakan.  

Ini terminologi lama sebenarnya, bukan barang baru. Tapi menjadi menarik melihat situasi belakangan ini banyak pemimpin yang semakin sering menggunakan alasan sudah, sudah dan sudah dikerjakan tanpa melihat apakah yang dikerjakan itu sudah mencapai goalsnya apa belum. Akibatnya, serangkaian excuses, alasan, dan pembenaran kadang diproduksi dan dipakai untuk membela diri. 

Dalam ilmu manajemen (disclaimer: lihat baris pertama tulisan ini) dikenal istilah PDCA plan-do-check-action. Atau kalau yang sering ikut training mutu akademik sekarang dipakai istilah PPEPP (penetapan-pelaksanaan-evaluasi-pengendalian-peningkatan). 

Dua-duanya mengisyaratkan suatu siklus perjalanan sebuah kegiatan atau kebijakan mulai dari awal sampai akhir, sampai tercapainya tujuan yang diinginkan atau sampai evaluasi bahkan sampai peningkatan dari tujuan awal. 

Siklus yang terus menerus bergulir dan berperan dalam memastikan kualitas / mutu proses kegiatan, kalau perlu mengganti strategi di tengah jalan, atau mengambil langkah-langkah baru untuk memastikan : tujuan tercapai. Di situ fungsi kepemimpinan yang sebenarnya, bukan sekedar sudah dan sudah dilakukan.

Have it done itu harus, kalau tidak ada yang dikerjakan tentu aneh juga, untuk apa diangkat leader. Tetapi yang lebih penting harus dipastikan apa yang dikerjakan telah sesuai dan mencapai target tujuannya. 

Sudah bukan zamannya lagi mengatakan --yang penting usahanya, bukan hasilnya-, -hasil tidak akan menghianati ikhtiar- dan --yang penting saya sudah berusaha-. Itu gak cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun