Mohon tunggu...
Fahmi Reza
Fahmi Reza Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Hobi menulis artikel dan sedang menekuni ilmu digital marketing.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024 dan Pentingnya Berliterasi di Media Sosial

22 Mei 2023   06:35 Diperbarui: 22 Mei 2023   06:43 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pexels - Magnus Mueller

Pada masa digitalisasi yang terus berkembang dengat cepat hingga saat ini, penyebaran hoax terkait informasi Pemilu 2024 menjadi tantangan yang serius di banyak negara, khususnya Indonesia. Penyebaran hoax sangat berpotensi merusak integritas Pemilu 2024 serta seringkali menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat Indonesia.

Penyebaran hoax terkait informasi Pemilu 2024 memiliki dampak yang sangat fatal karena dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat dalam sistem pemilihan umum di Indonesia. Ketika informasi hoax menyebar luas di banyak media sosial, masyarakat khususnya yang masih minim literasi akan kebingungan dan kehilangan kepercayaan terhadap calon partai politik dan calon presiden dan wakil presiden yang sebenarnya memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki kontribusi yang baik untuk masyarakat Indonesia. Hal tersebut bisa mempengaruhi perubahan persepsi masyarakat dan bisa mempengaruhi hasil pemilu secara keseluruhan.

Lalu, penyebaran hoax bisa memicu terjadinya polarisasi sosial dan politik. Informasi yang tidak valid seringkali ditujukan untuk mempengaruhi emosi masyarakat dan berpotensi memecah-belah persatuan serta menciptakan konflik di masyarakat. Dalam konteks Pemilu 2024, hal ini tentu saja bisa menimbulkan polarisasi di antara para pendukung calon atau partai politik yang berbeda serta bisa mengurangi solidaritas untuk mencapai persamaan visi dan misi yang baik bagi masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, literasi sangat berperan penting untuk membantu masyarakat Indonesia dalam meningkatkan pemikiran kritis dalam mengevaluasi informasi-informasi yang mereka terima di media sosial. Lewat literasi, masyarakat dapat mengidentifikasi, memeriksa sumber informasi dan menganalisis konteks dari informasi tersebut sebelum dibagikan di media sosial. Kemampuan berliterasi yang baik juga meningkatkan kemampuan untuk memahami statistik, bisa memilah-milah antara fakta dan opini serta menghargai berbagai macam interpretasi dari masyarakat yang berbeda pandangan.

Untuk bisa meningkatkan literasi, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan. Pertama, pendidikan literasi harus terintegrasi dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Siswa perlu diajarkan tentang pentingnya melakukan verifikasi informasi, analisis kritis dan etika digital, khususnya ketika berinteraksi di media sosial. Selain itu, kampanye kesadaran publik perlu dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang bahayanya penyebaran informasi hoax serta memberikan panduan praktis dalam menghadapinya.

Dengan meningkatkan kemampuan berliterasi yang baik, diharapkan masyarakat Indonesia bisa membedakan antara informasi yang sudah tervalidasi secara akurat dengan informasi yang bersifat hoax, melindungi integritas Pemilu 2024 dan memastikan partisipasi yang cerdas pada proses demokrasi. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong pengembangan literasi yang kokoh demi membangun masyarakat Indonesia yang lebih kritis dan memiliki kemampuan analitis yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun