Mohon tunggu...
Fahmi Lathif
Fahmi Lathif Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk keabadian

email: fahmilathif08@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melupakan Pendidikan

2 Agustus 2021   06:35 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:37 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian tahun ajaran baru sudah terlewati. Rasanya jika kita cermati masih sama dengan tahun ajaran baru sebelumnya bahwa tidak adanya progres kemajuan dalam pendidikan. Nyatanya banyak hambatan pembelajaran yang sama sekali belum mampu diselesaikan. Salah satu hambatan yang memang belum mampu ditangani adalah menurunnya mutu.

Mutu ini berkaitan erat dengan kualitas. Seberapa baik pendidikan kita sekarang ini? Itulah penilaian mutu yang menyatakan nilai dari suatu barang. Namun disini, pendidikan bukanlah diartikan sebuah barang melainkan sebuah proses yang menyatakan nilai. Nilai sangat menetukan kualitas. Jadi, jika pendidikan memiliki kualitas baik, maka mutu juga baik.

Jika kita perhatikan secara seksama bahwa menurunya mutu disebabkan karena rendahnya minat belajar siswa. Siswa sekarang ini sangat malas belajar. Ini disebabkan pembelajaran yang masih bersifat daring dan kurangnya pengarahan dari guru. Pengarahan ini hanya bersifat sementara sehingga tidak ada kontak emosional dalam pembelajaran. Tanggung jawab guru untuk mengajarkan materi kepada siswa juga berkurang karena hanya sebatas mengecek apakah siswa sudah mengumpulkan tugas.

Dilema yang tak berkesudahan. Pendidikan kita seakan-akan terobang ambing tak ada arah. Mau diarahkan kemana pendidikan kita? Bagaimana tindaklanjutnya? Ini yang mesti harus kita pikirkan bersama. Generasi emas anak bangsa harus kita selamatkan. Dengan cara apa kita menyelamatkan? Yaitu dengan perbaikan mutu secepat mungkin dan menyelaraskan pendidikan kita sesuai ajaran pendahulu.

Kita akui bersama bahwa sejak pendemi Covid-19 ini melanda negeri khatulistiwa, pendidikan mulai tergeser kearah kemerosotan. Nilai tidak lagi memiliki arti apalagi moral. Anak-anak sekolah disibukan dengan permaian yang tidak mendidik seperti game. Mereka sudah tidak mengenal lagi apa itu membaca, menulis, dan berdiskusi. Mereka asik dengan diri sendiri tanpa ada pengawasan. Selain itu, kesulitan pembelajaran juga dihadapi oleh beberapa siswa yang tidak bisa memecahkan soal pelajaran. Mereka hanya bisa mengeluh tanpa adanya solusi.

Lupa  

Kita seakan-akan lupa pada tujuan pendidikan kita. Kita sibuk pada peran masing-masing. Kita sebagai orang tua atau pendidik lupa bagaimana nasib anak kita dikemudian hari nanti. Akankah mereka bisa bertahan mengandalkan kecerdasan untuk membangun bangsa. Negeri ini membutuhkan mereka yang mau meneruskan perjuangan.

Kekhawatiran ini harus segera kita pupuk bersama. Kita harus sadar bahwa mereka membutuh uluran pemikiran kita untuk membangun. Membangun sebuah tatanan baru yang berasas pendidikan nilai dan moral. Kita harus membentuk pola pikir mereka agar mau belajar, berhitung, dan memecahkan masalah. Itulah tujuan pendidikan sebenarnya.

Disini kita bisa memahami bahwa tugas kita belum selesai. Pekerjaan rumah sekarang adalah Selamatkan Pendidikan. Pendidikan harus diarahkan ke jalur yang benar, tujuan, visi, misi yang selama ini kita gemakan. Anak didik harus mendapat prioritas jangan sampai kita fokus pada zona nyaman sehingga lupa memikirkan masa depan.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun