Mohon tunggu...
FAHMA MAMLU
FAHMA MAMLU Mohon Tunggu... -

Mahasiswa pgra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ambisi Orang Tua, Berpengaruhkan pada Perkembangan Anak?

4 Oktober 2018   12:05 Diperbarui: 4 Oktober 2018   12:11 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi orang tua tentu melalui proses panjang dalam hidup. Dan menjadi orang tua bukan perkara mudah seperti membalikkan kedua telapak tangan. Orang tua merupakan kunci pembentukan anak kelak, sehingga saat menjadi orang tua tidak boleh sembarangan dalam memberikan pendidikan dan pengasuhan kepada anak.Jaman sekarang adalah jaman perlombaan dimana anak yang sekolah namun orangtua ikut campur 100% dalam proses pembelajaran anak. 

Bukan hanya memantau, namun orangtua juga menentukan bahkan cenderung memaksakan kepada anak. Semua orangtua tentu menginginkan anaknya pandai, cerdas, mendapat banyak penghargaan, dikagumi banyak orang.

Namun sisi itulah yang menjadikan orang tua tidak lagi menjadi tempat ternyaman dan cerminan diri anak. Anak malah cenderung takut terhadap orang tua.

Saat ini banyak orang tua yang berlomba lomba untuk menyekolahkan anak di sekolah sekolah bergengsi (versi ibu rumpi). Bahkan tidak jarang anak mulai TK sudah dileskan kemana mana hanya demi kepentingan orang tua.

Bisa kita lihat fonemena saat ini, saat anak mulai menginjak bangku sekolah mulai TK mereka akan sibuk Wira wiri mencari info sekolah terbaik, padahal anak sekolah dimanapun sama saja tergantung dengan pribadi masing masing. Selain itu sepulang sekolah anak langsung diarahkan untuk mengikuti les privat mulai les mewarna ,berenang, membaca, menulis (untuk ukuran anak anak).

Kegiatan tersebut diharapkan bisa menjadikan anak menjadi gemilang,berprestasi dan pintar namun yang terjadi malah berkebalikan. Anak akan merasa bosan dan lelah yang nantinya malah akan menciptakan dampak buruk pada anak.

Tidak jarang orangtua yang anaknya cerdas mereka akan memamerkan hasil prestasi anak. Akibatnya hal seperti ini bisa menyinggung orangtua lain dan yang terkena dampaknya adalah si anak. Orangtua yang mendapati anaknya mengalami penurunan prestasi akan menggembleng anaknya mati matian supaya bisa mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai mata orang tua. Lalu bagaimana dengan anak? sangat jarang kasus seperti ini mempertimbangkan anak. Mati matian mereka menggodok anak semaksimal mungkin dengan embel embel semua untuk masa depan anak. 

Sebenarnya bagian mana yang menjadi kepentingan anak? semuanya menjadi kepentingan orangtua demi mendapat predikat "orang tua sukses". Sering saya mendapati anak anak kecil yang pulang sekolah, langsung diarahkan ganti baju, makan siang kemudian diantar oleh orangtua les privat. Malamnya mereka diharuskan untuk mengulang kembali mata pelajaran yang telah dipelajari. Dimana waktu istirahat mereka? hanya terletak dijam makan siang dan makan malam? Terlebih anak anak akan tumbuh dengan baik apabila mereka menghabiskan waktu sesuai dengan usianya. Usia anak TK hingga Sekolah Dasar adalah masa dimana mereka dianjurkan untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain menikmati masa perkembangan.

Lalu seperti apakah seharusnya kita menjadi orangtua?

Proses sangat menentukan bagaimana hasil akhir usaha tersebut. Apabila dalam proses kita baik dalam menjalankan maka hasilnya pun dipastikan akan baik. Oleh sebab itu saat menjadi orangtua dianjurkan untuk tidak sering sering memaksa keinginan mereka kepada anak.

Semakin sering anak dipaksa makan hanya akam menimbulkan mental yang tertekan dan frustasi pada anak. Seluruh aspek perkembangan bisa terhambat dan tidak maksimal dalam pengembangannya. Banyak kasus bunuh diri baik di dalam maupun luar negeri menjadikan bukti bahwa pendidikan tidak seharusnya dijadikan acuan dalam menilai kesuksesan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun