Mohon tunggu...
Silfi Fahima
Silfi Fahima Mohon Tunggu... Novelis - menulis, membaca dan bercerita

semua hal akan terasa lebih bermakna jika kita lakukan bersama dengan orang yang kita cinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Anakku Cepat Emosi?

22 September 2021   06:43 Diperbarui: 22 September 2021   06:50 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singosari, 2/9/2021

Bagi manusia emosi sangat diperlukan, dimana kita bisa menjelaskan suatu hal dengan menampakkan mimik wajah kita. Sebab menggunakan kata saja tidak cukup sehingga emosi juga harus ditunjukkan. Pada anak usia dini, emosi membantu mereka untuk belajar dan menampilkan beberapa hal pada lawan biacara mereka.

Emosi merupakan bentuk komunikasi anak kepada orang lain, sehingga yang diajak bicara dapat faham apa yang mereka butuhkan. Emosi berperan penuh dalam perkembangan dan mempengaruhi kepribadian anak dalam penyesuaian diri anak dan lingkugannya. Emosi dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan oleh lingkungan mereka.

"Assalamualaikum hai kamu sholat ?" tanya saya kesalah satu teman kecil saya

"Iya ustadzah sholat, ustadzah di sebelah Aisyah ya," jawabnya dengan logat dan suara kecilnya

Hampir setiap hari saya bertemu dengan dia, si kecil Aisyah yang sangat rajin sholat berjamaah di masjid. Dia adalah satu dari sekitar delapan puluh santri yang mengaji di masjid setiap selesai sholat ashar. Ia anak yang sangat ceria terlihat dari mimik wajahnya yang tidak pernah lepas dari senyum mengembang. 

Setiap ia sholat maghrib dan isyak di masjid yang selalu ia temui pertama adalah saya, dan kata yang pertama ia katakan adalah "Assalamualaikum ustadzah," dan dengan tak kalah ceria saya menjawab salamnya.

Lihat bagaimana seorang anak yang umurnya masih belia menampilkan hal yang positif. Hal ini dapat kita hubungkan dengan emosi yang ada pada manusia.Emosi memiliki dua klasifikasi, positif dan negatif. Kita semua pasti tahu perbedaannya antara positif dan negatif.

Sebagai salah satu tenaga pengajar awal saya menemukan banyak sekali emosi dan pemicu emosi bagi anak, khususnya anak usia dini. Kita bisa merasakan emosi tersebut dengan kuat dan dapat kita lihat dari tampilan fisik. Ada satu cerita lagi dimana menyadarkan saya bahwa emosi tercipta juga karena kebetulan.

Saat itu saya datang lebih awal ke masjid dan dapat melakukan sholat ashar berjamaah. Kebiasaan saya adalah saya tidak pernah memakai sajadah saat sholat disana. 

Dipertengahan sholat tiba-tiba ada seorang anak kecil bernama revanda yang menggelarkan saya sajadah tepat di depan saya yang tengah sholat. Setelah menggelar sajadah tersebut ia nampak berdiri disamping kiri saya dan ikut melakukan sholat.

Inilah emosi yang dapat kita klasifikasikan sebagai positif. Dari rasa perduli hingga melakukan hal yang tak terduga. Emosi positif juga meliputi kerelaan seperti yang ditunjukkan Revanda, lucu, kegembiraan seperti yang ditunjukkan Aisyah, rasa ingin tahu, kebahagiaan, kesukaan, rasa cinta, takjub dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun