Mohon tunggu...
Fadzul Haka
Fadzul Haka Mohon Tunggu... Wiraswasta - Follow Thyself!

Wirausahawan yang menyamar jadi penulis. Di samping tulis-menulis dan berdagang, saya mengaktualisasikan gelar Sarjana psikologi dengan merintis riset mengenai dramatherapy dan poetry therapy secara otodidak. Nantikan tulisan saya lainnya: Cerpen dan Cerbung Jum'at; Puisi Sabtu; dan Esai Minggu. Saya senang jika ada kawan diskusi, jadi jangan sungkan-sungkan menghubungi saya: email: moch.fariz.dz13@gmail.com WA: 081572023014

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Middlesex": Kedalaman Batin Sosok yang Lain (The Other)

31 Oktober 2019   13:48 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:20 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Middlesex - Dokumentasi Pribadi

Novel karangan Jeffrey Eugenides[i] ini bukan sekedar bercerita tentang 'karma' keluarga Stephanides yang terjalin melalui hubungan incest antara sepupu, sampai metamorfosis cucu perempuan bernama Calliope Helen Stephanides (Callie) menjadi remaja laki-laki yang memanggil dirinya Cal. Jangan terkecoh dengan berbagai kisah romantis dan tragis yang melukiskan keluarga Stephanides dan orang-orang terdekat mereka, sebab ini adalah kisah tentang sosok 'the other' dalam wujudnya yang paling ambigu, melegenda, dan tidak dimengerti: manusia hermaprodit. 

Selain dari sosok Cal, wacana yang mengonstruksi the other dalam novel ini berkaitan dengan imigrasi keluarganya dari Smyrna ke Amerika Serikat, potret kehidupan orang kulit hitam yang puncaknya adalah tragedi berdarah 1967 di Detroit, pergerakan Nation of Islam yang dipimpin oleh Fard Muhammad sampai Malcom X, juga orang-orang yang senasib dengan Cal dan menjadi tontonan turis mesum di San Fransisco. Dengan gaya penceritaan yang jenaka dan imajinatif, Jeffrey Eugenides menyulam fakta sejarah dan  mitos Yunani Kuno dalam mewujudkan sosok-sosok the other tersebut.

 Dari kacamata Desdemona, nenek Cal, yang mengabdikan hidupnya pada peternakan ulat sutra, sosok the other merupakan orang-orang yang terusir dari kampung halamannya. Sebagaimana perjalanan sejarah ulat sutra yang dibawa diam-diam oleh biksu ke dalam tongkatnya dari Cina ke India, kemudian digambarkan oleh imigrasi Desdemona dan Lefty (adik yang menikahinya) ke Amerika Serikat usai Smyrna diserbu oleh tentara Turki pada masa perang dunia pertama. Dunia kehidupan the other yang bisa kita saksikan dari keyakinan Desdemona dan pengetahuannya tentang ulat sutra adalah keterasingan mereka setelah berada di negeri lain. 

Di bagian awal kita dapat menemukan gambaran tersebut melalui kontras antara keyakinan Desdemona pada mitos dan bakat meramal yang diamatinya dari perilaku ulat sutra, dengan keyakinan putranya, Milton, yang mana merupakan produk kemajuan saintifik di zamannya. Namun keterasingan sosok the other dikukuhkan dengan ketidakcakapan Desdemona dalam berbahasa Inggris sampai usia tua, kebingungan dalam menjalani kehidupan di Detroit, dan mempertahankan gaya hidup 'kolot' jika dibandingkan dengan  kerabatnya, Sourmelina, yang kecenderungan biseksualnya menjadi bahan digunjingan di kampung halamannya, akan tetapi di Amerika hal itu dianggapnya sebagai bagian dari identitas wanita modern.

Bagi Desdemona sendiri, realisasi atas keterasingan the other yang juga adalah dirinya dialami pada kehamilan pertamanya, dari menyaksikan drama Minotaur hingga pemeriksaan oleh Dr Philobosian, Desdemona mengalami kecemasan dan bayang-bayang hukuman dari Tuhan gara-gara perkawinan sedarah yang memberinya mimpi buruk tentang bayi setengah manusia setengah monster. 

Pada titik ini, sosok the other bukan lagi perkara identitas seperti sebelumnya, tetapi eksistensial yang membuatnya merasa diposisikan dari manusia seutuhnya menjadi sub-human. Kesan faktisitas (fakta-fakta tentang keberadaan yang di antaranya seperti poin-poin dalam daftar riwayat hidup) semacam itu tidak melulu berasal dari pengalaman pribadinya, melainkan juga karena keterlibatan secara tidak langsung dengan Nation of Islam dibawah kepemimpinan Fard Muhammad. Nation of Islam sendiri merupakan gerakan muslim kulit hitam yang didirikan pada tahun 1930 berdasarkan ajaran Islam tradisional dan ideologi nasionalis kulit hitam. 

Di bawah pengaruh tokoh seperti Fard Muhammad dan terutama Elijah Muhammad, gerakan ini menekankan pentingnya supremasi orang kulit hitam di atas orang kulit putih berdasarkan mitos seperti 'penciptaan' ras kulit putih oleh ilmuan kulit hitam bernama Yakub yang dikehendaki Allah untuk berkuasa selama 6000 tahun, serta keyakinan bahwa Fard Muhammad adalah 'nabi' sekaligus sang Imam Mahdi[ii]. Novel ini sendiri menyampaikan kedua informasi tersebut bersamaan dengan penggambaran Fard Muhammad yang karismatik, namun misterius karena hampir tidak disaksikan oleh Desdemona secara langsung. 

Selama bekerja untuk Nation of Islam, Desdemona diposisikan sebagai yang lain dari the other. Pertama, karena dia bukan orang kulit putih dan dianggap memiliki hubungan kekerabatan dengan etnis Turki di Asia Minor, walau tidak seiman. Kedua, lantaran pada mulanya Desdemona tidak mendengar dengan jelas ceramah Fard Muhammad yang menyebutkan kalau ibunya yang berkulit putih adalah seorang 'iblis' yang kemudian diislamkan, begitu mengetahui tuduhan iblis ditujukan pada orang kulit putih, Desdemona di satu sisi mencemooh balik asumsi mitologis dalam ceramah Fard Muhammad, tetapi di sisi lain tersihir oleh kata-kata itu sehingga perlahan-lahan menerimanya walau tidak mengakuinya secara sadar. 

Barangkali sang penulis mengajak kita untuk merenungkan hal ini, bahwa jika selama ini bangsa kulit putih diasumsikan menciptakan kesadaran mengenai kulit hitam, hal yang sama terjadi pada orang kulit hitam yang meciptakan balik kesadaran kulit putih untuk sesamanya dan orang campuran seperti Desdemona. 

Dalam wacana Nation of Islam yang diceritakan di sini, kesadaran tentang kulit putih ditanamkan dengan perasaan bersalah dan terkutuk, Fard Muhammad mengakui kemajuan teknologi dan pengetahuan orang kulit putih, namun membalikan pengetahuan tersebut pada sang penemunya untuk mendiagnosis 'kecacatan' dan inferioritas orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam, pada akhirnya menerima mitos bahwa orang kulit putih memang buatan ilmuan kulit hitam terkutuk yang bernama Yakub. Dalam kasus Desdemona, kesadaran tersebut ditanamkan melalui rasa bersalahnya karena telah menikahi adik sendiri, dan kekhawatiran pada risiko dari hubungan terlarang tersebut terhadap perkembangan fisik dan mental anak-anaknya.

 Amerika yang dilihat Desdemona lain dengan Amerika di mata Lefty. Dari kisah kakek Cal ini, kita dapat melihat bagaimana the other mencoba beradaptasi dengan lingkungannya, namun pada satu titik tidak memiliki masa depan dan mengalami regresi ke akar budayanya yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Apabila Nation of Islam adalah sisi gelap Amerika yang dihadapi oleh Desdemona, maka Lefty melihat wajah Amerika dari perusahaan mobil Henry Ford dan masa depresi serta berbagai kericuhan setelahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun