Mohon tunggu...
Fadzan Rahmidi
Fadzan Rahmidi Mohon Tunggu... Lainnya - Culinary Education UPI 2017

Sic Parvis Magna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan SD Plus Ar Rahmat Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Luring di Masa Pandemi Covid-19

27 Desember 2020   17:33 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:47 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari salah satu ruang kelas di SD Plus Ar Rahmat sayup terdengar suara seorang guru yang sedang membawakan pembelajaran. Dengan sabar dan telaten ia menjelaskan materi pembelajaran kepada para peserta didiknya. Sesekali terlihat  ia menuliskan materi tersebut di papan tulis, dengan harap  informasi dapat dimengerti dengan baik lewat media tulisan di papan tulis. Sedikit berbeda dari pembelajaran luring biasanya, tidak banyak siswa yang hadir di hari itu, terhitung hanya 6 orang saja yang hadir. Kursinya juga telah diatur saling berjarak satu sama lainnya, ditambah kewajiban menggunakan masker atau face shield yang diharapkan dapat memberikan keamanan bagi para siswa. 

Begitu pun dengan sesi kelasnya. Jam kelasnya sengaja dibuat singkat, hanya 30 menit per mata pelajaran. Walaupun dengan penuh keterbatasan, hal itu tidak menghilangkan rasa antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tatapan mereka terlihat masih memperhatikan papan tulis walaupun harus terhalang face shield. Begitulah gambaran pelaksanaan pembelajaran luring di sekolah ini.

Kepala sekolah SD Plus Ar Rahmat Iip Tuti Ropiah dalam wawancara bersama tim KKNT kami, Selasa (22/12/2020)

Dia menyebut, kebijakan luring ini berdasarkan keputusan bersama antara pihak sekolah dan orang tua siswa.

"Program luring ini baru dilaksanakan pada awal september. Konsep luringnya itu, ada guru yang berkunjung ke rumah masing-masing siswa. Menimbang kesehatan para Guru yang bertugas karena semakin banyak kasus penyebaran COVID 19, akhirnya sekolah memutuskan untuk menghentikan program luring tersebut. Jadi total program Guru berkunjung itu sekitar satu bulan." tutur dia.

Lanjut ia menjelaskan, Adapun keputusan tersebut disayangkan oleh para orang tua yang menginginkan tetap terlaksananya pembelajaran luring. Orang tua siswa meminta agar dilaksanakannya program luring di sekolah, karena dirasa bisa lebih terjamin dan terdapat sarana yang menunjang.

"Maka mulai dari pertengahan bulan Oktober, kegiatan pembelajaran luring kembali dilakukan di sekolah. Siswa ke sekolah itu seminggu dua kali, itu juga dibagi dua sesi ya. Jumlah siswa per sesinya sejumlah setengah dari kuota perkelasnya, jadi maksimal hanya 15 orang yang hadir dalam satu sesi." tutur dia.

Kemudian kami menanyakan kembali kepada Ibu Iip mengenai alasan utama pihak sekolah mau kembali mengadakan pembelajaran luring di sekolah? Lalu dia menjelaskan bahwa pembelajaran luring harus tetap ada, karena menurut ia kenyataannya pembelajaran daring yang diterapkan selama ini kurang efektif.

"Anak-anak harus ketemu langsung dengan gurunya. Karena jika tidak, anak-anak jadi kurang semangat, tidak dapat chemistry antara guru dengan muridnya. Kemudian banyak keluhan juga dari orang tua siswa yang merasa jenuh dan kerepotan karena kurang bisa mengkondisikan anaknya untuk belajar dirumah." tutur dia. Walaupun demikian, pembelajaran daring tetap dan wajib dilaksanakan, dan siswa diberi kebebasan untuk memilih mengikuti pembelajaran luring atau hanya mengikuti daringnya saja.

"Untuk teknisnya, anak-anak datang ke sekolah hanya 2 jam, dan dalam waktu 2 jam itu harus mencakup 4 mata pelajaran. Jadi per guru itu hanya kebagian 30 menit, dan harus mencakup dari awal sampai akhir pembelajaran. Jadi untuk pembagiannya itu dibagi 3 sesi. 10 menit pertama siswa membaca materi, 10 menit kedua guru memberikan penguatan materi yang sudah diberikan pada pembelajaran daring, kemudian 10 menit terakhiri itu evaluasi. Evaluasi bertujuan agar siswa dapat memahami sepenuhnya materi yang diberikan." tutur dia. Kemudian ia menambahkan "Ya bisa dibilang bahwa pembelajaran luring ini bertujuan untuk penguatan materi yang diberikan saat pembelajaran daring. Dia berharap semoga dalam waktu 30 menit itu siswa sudah dapat memahami materi yang diberikan.

Selanjutnya kami bertanya kepada dia mengenai upaya dari pihak sekolah untuk memastikan kegiatan luring ini tetap aman. Kemudian dia menjelaskan bahwa dari pihak sekolah sudah mengupayakan banyak hal untuk memastikan keselamatan siswa seperti melakukan swab kepada para guru, pembagian face shield dan pengecekan suhu pada siswa secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun