Dalam beberapa tahun terakhir, Sulawesi telah menggemparkan dunia dengan penemuan lukisan figuratif tertua di Leang Karampuang, Maros, Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut diperkirakan berusia sekitar 51.200 tahun, menjadikannya sebagai karya seni tertua yang pernah ditemukan di muka bumi.Â
Temuan ini menandakan bahwa Sulawesi bukan sekadar bagian dari pinggiran peta peradaban, melainkan pusat penting kehidupan manusia purba. Penemuan ini juga memperkuat kemungkinan bahwa pulau ini menyimpan lebih banyak rahasia kuno yang belum sepenuhnya terungkap.
Kali ini, melalui artikel ini, saya ingin mengajak Anda menelusuri lebih jauh warisan tersembunyi Sulawesi---sebuah perjalanan spiritual yang membentang dari kuil-kuil kuno di Hellenistik hingga puncak pegunungan Latimojong.Â
Kita akan mengurai makna rahasia dari kata "Cella," menelusuri jejak legenda Shambala, dan akhirnya menemukan bahwa tanah suci yang selama ini dicari dalam berbagai tradisi kuno ternyata berada lebih dekat dari yang kita bayangkan.Â
Bersiaplah, perjalanan ini bukan sekadar eksplorasi sejarah, tetapi juga pintu menuju kesadaran baru tentang hubungan manusia dengan semesta.
Legenda Tanah Seribu Nama
Dalam banyak teks suci dan folklore, tanah suci Shambala telah dikenang dalam berbagai nama selama ribuan tahun. Kadang disebut Tanah Terlarang, Tanah Air Putih, Tanah Api Hidup, Tanah Roh Bercahaya, ataupun Tanah para Dewa. Orang Hindu mengenalnya sebagai Aryavartha (Tanah yang Layak), orang Cina menyebutnya Hsi Tien, sementara sebutan paling terkenalnya adalah Shambala atau Shangrilla---dalam bahasa Tibet disebut bde byung atau De-jung, yang artinya "Sumber kebahagiaan."
Tanah Suci dalam Berbagai Tradisi
Literatur Kristiani, seperti The Forgotten Books of Eden, menyebut gua tempat tinggal Adam serta taman Eden berada di sebuah gunung suci. Dalam Al-Qur'an surat Taha ayat 12 disebutkan "lembah suci bernama Tuwa." Dari sini, tergambar bahwa tanah suci misterius ini identik dengan sebuah lokasi pegunungan.
Rahasia Kata "Cella": Tempat yang Disembunyikan
"Cella" adalah sebutan tempat paling sakral dalam kuil-kuil kuno Mesir, Yunani, dan Romawi. Istilah ini menunjuk pada ruang kecil, rahasia, yang hanya boleh dimasuki imam-imam khusus. Para ahli bahasa mengaitkan "cella" dengan bahasa Latin "celare" yang berarti "menyembunyikan," juga dengan akar Proto-Indo-Eropa "kel" yang bermakna "menutupi atau merahasiakan."
Namun, anehnya, asal-usul detail tentang "cella" justru tidak banyak diketahui, seakan ia sengaja disembunyikan dengan sempurna dalam sejarah.
Makna Ganda "Cella", "Naos", dan "Shrine"
Dalam bahasa Yunani kuno, kata yang sama artinya dengan "cella" adalah "naos" yang juga berarti "kapal" atau "pulau."Â